Puluhan unit bus Transjakarta mogok beroperasi di sepanjang Halte Harmoni, Jakarta, Senin (12/6). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Pelaksana tugas gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan permasalahan antara manajemen PT. Transportasi Jakarta dan karyawan akan segera selesai dan tidak akan berlangsung aksi mogok kerja.
"Insya Allah sudah akan selesailah. Gini, yang diutamakan oleh pemprov adalah pelayanan kepada masyarakat, apalagi di bulan puasa," ujar Djarot di terminal terpadu Pulo Gebang, Jalan Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (14/6/2017).
Tapi, pemerintah tetap mengantisipasi aksi mogok dengan mengerahkan 1.500 petugas Dinas Perhubungan di setiap halte Transjakarta untuk melayani pelanggan.
"Kalau memang mereka mau menyampaikan aspirasinya tidak baik dengan cara melakukan mogok. Oleh sebab itu kami antisipasi sekarang, mereka-mereka yang mogok itu, kan di (petugas) on board di halte-halte," kata Djarot.
"Jadi jangan rugikan masyarakat. Kalau mereka mau menyampaikan aspirasi, silakan sesuai dengan aturan yang ada di PT. Transjakarta, ini yang perlu saya sampaikan," Djarot menambahkan.
Sebagian karyawan Transjakarta melakukan aksi perdana pada Senin (12/6/2017). Tuntutan utama mereka meminta diangkat menjadi karyawan tetap dan diberi gaji yang layak.
Hari ini, sedianya mereka akan mogok kerja, tetapi dibatalkan.
Koordinator lapangan aksi karyawan Transjakarta, Budi Marcello Lesiangi, mengatakan aksi hari ini mengingat karena muncul insiden yang menimpa Direktur Utama PT. Transjakarta Budi Kaliwono. Rumah Budi dilempar bom molotov.
"Aksi hari ini ditunda dulu. Soalnya tadi malam itu ada isu rumah Pak Dirut Budi Kaliwono dilempari bom molotov," katanya kepada Suara.com.
Lantas Budi mengimbau semua karyawan untuk tetap bekerja seperti biasanya.
Kendati demikian, perwakilan karyawan akan tetap minta mediasi dengan pemerintah dan Transjakarta dengan difasilitasi Polda Metro Jaya.
"Jadi, beberapa orang hari ini sudah bergerak ke balai kota untuk mediasi dengan pemda. Kita coba mencari jalan tengahnya," kata Budi.
"Insya Allah sudah akan selesailah. Gini, yang diutamakan oleh pemprov adalah pelayanan kepada masyarakat, apalagi di bulan puasa," ujar Djarot di terminal terpadu Pulo Gebang, Jalan Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (14/6/2017).
Tapi, pemerintah tetap mengantisipasi aksi mogok dengan mengerahkan 1.500 petugas Dinas Perhubungan di setiap halte Transjakarta untuk melayani pelanggan.
"Kalau memang mereka mau menyampaikan aspirasinya tidak baik dengan cara melakukan mogok. Oleh sebab itu kami antisipasi sekarang, mereka-mereka yang mogok itu, kan di (petugas) on board di halte-halte," kata Djarot.
"Jadi jangan rugikan masyarakat. Kalau mereka mau menyampaikan aspirasi, silakan sesuai dengan aturan yang ada di PT. Transjakarta, ini yang perlu saya sampaikan," Djarot menambahkan.
Sebagian karyawan Transjakarta melakukan aksi perdana pada Senin (12/6/2017). Tuntutan utama mereka meminta diangkat menjadi karyawan tetap dan diberi gaji yang layak.
Hari ini, sedianya mereka akan mogok kerja, tetapi dibatalkan.
Koordinator lapangan aksi karyawan Transjakarta, Budi Marcello Lesiangi, mengatakan aksi hari ini mengingat karena muncul insiden yang menimpa Direktur Utama PT. Transjakarta Budi Kaliwono. Rumah Budi dilempar bom molotov.
"Aksi hari ini ditunda dulu. Soalnya tadi malam itu ada isu rumah Pak Dirut Budi Kaliwono dilempari bom molotov," katanya kepada Suara.com.
Lantas Budi mengimbau semua karyawan untuk tetap bekerja seperti biasanya.
Kendati demikian, perwakilan karyawan akan tetap minta mediasi dengan pemerintah dan Transjakarta dengan difasilitasi Polda Metro Jaya.
"Jadi, beberapa orang hari ini sudah bergerak ke balai kota untuk mediasi dengan pemda. Kita coba mencari jalan tengahnya," kata Budi.
Komentar
Berita Terkait
-
Beban Subsidi Terlalu Besar, Pemprov DKI akan Menaikkan Tarif Transjakarta
-
Demo Guru di Monas, Transjakarta Alihkan Sejumlah Rute Layanan
-
Minta Pramudi Wanita Tak Bawa Bus Transjakarta Ukuran Besar, Bebizie: Gampang Panik
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, Transjakarta Akan Terapkan Tes Psikologi Lanjutan untuk 11 Ribu Sopir
-
Ikut Rapat DPRD DKI, Bebizie Tak Tahu Ada Banyak Operator Bus Transjakarta
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik
-
Terjaring OTT, Gubernur Riau Abdul Wahid Digelandang ke KPK Besok
-
Prabowo ke Tanah Abang! KAI Ungkap Agenda Mendadak di Istana
-
Jadi Event Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia, PLN Electric Run 2025 Berlangsung Sukses
-
Tertunduk Lesu, Onad Kirim Pesan Cinta untuk Istri Usai Asesmen Narkoba