Presiden Joko Widodo melantik Djarot Saiful Hidayat sebagai Gubernur DKI Jakarta sisa masa jabatan 2012-2017 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/6/2017) ini. (suara.com/Erick Tanjung)
Usai dilantik Presiden Joko Widodo menjagi Gubernur​ Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Djarot merasa tetap ada yang kurang dalam memimpin Jakarta tanpa sosok Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Ya pasti, kangen pasti. Sekarang saya merasakan dua fungsi kan kita rangkap sekarang, berarti ini kan tanggungjawabnya semakin besar," ujar Djarot di Balai Kota Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Ahok mundur dari jabatan gubernur setelah ditahan atas kasus penodaan agama. Otomatis, Djarot yang menggantikannya sampai peralihan kekuasaan ke gubernur dan wakil gubernur Jakarta periode 2017-2022: Anies Baswedan - Sandiaga Uno pada bulan Oktober.
Djarot mengatakan ketika dulu memimpin Jakarta bersama Ahok, saling berbagi tugas. Djarot lebih banyak tugas di luar Balai Kota.
"Koordinasi lebih enak, bisa bagi waktu, bagi tugas. Sekarang kan kita sendiri," kata Djarot.
Meski tanpa pendamping, Djarot berkomitmen untuk menjalankan tugas dengan sebaik mungkin.
"Makanya saya bilang sama teman-teman birokrasi, ini kerja kita harus maksimal lho sekarang, sampai bulan Oktober kita harus bisa memberikan yang terbaik untuk warga Jakarta dalam tanda kutip legacy," ujarnya.
Djarot teringat pesan Ahok untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
"Pesannya Pak Ahok tolong dijaga, ditingkatkan tingkat kepuasan masyarakat. Karena hasil berbagai macam survei penelitian tingkat kepuasan warga Jakartat pada pemerintahan ini baik Jokowi-Basuki maupun Basuki-Djarot itu cukup tinggi, di atas 70 persen, baik pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ekonomi," kata Djarot.
"Dengan adanya patokan seperti ini maka diharapkan ke depan lebih meningkat, lebih baik. Patokan kita cukup tinggi, makanya kita berharap (pemerintahan) ke depannya harus lebih baik, lebih tinggi," Djarot menambahkan.
"Ya pasti, kangen pasti. Sekarang saya merasakan dua fungsi kan kita rangkap sekarang, berarti ini kan tanggungjawabnya semakin besar," ujar Djarot di Balai Kota Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Ahok mundur dari jabatan gubernur setelah ditahan atas kasus penodaan agama. Otomatis, Djarot yang menggantikannya sampai peralihan kekuasaan ke gubernur dan wakil gubernur Jakarta periode 2017-2022: Anies Baswedan - Sandiaga Uno pada bulan Oktober.
Djarot mengatakan ketika dulu memimpin Jakarta bersama Ahok, saling berbagi tugas. Djarot lebih banyak tugas di luar Balai Kota.
"Koordinasi lebih enak, bisa bagi waktu, bagi tugas. Sekarang kan kita sendiri," kata Djarot.
Meski tanpa pendamping, Djarot berkomitmen untuk menjalankan tugas dengan sebaik mungkin.
"Makanya saya bilang sama teman-teman birokrasi, ini kerja kita harus maksimal lho sekarang, sampai bulan Oktober kita harus bisa memberikan yang terbaik untuk warga Jakarta dalam tanda kutip legacy," ujarnya.
Djarot teringat pesan Ahok untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
"Pesannya Pak Ahok tolong dijaga, ditingkatkan tingkat kepuasan masyarakat. Karena hasil berbagai macam survei penelitian tingkat kepuasan warga Jakartat pada pemerintahan ini baik Jokowi-Basuki maupun Basuki-Djarot itu cukup tinggi, di atas 70 persen, baik pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ekonomi," kata Djarot.
"Dengan adanya patokan seperti ini maka diharapkan ke depan lebih meningkat, lebih baik. Patokan kita cukup tinggi, makanya kita berharap (pemerintahan) ke depannya harus lebih baik, lebih tinggi," Djarot menambahkan.
Komentar
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
-
Dari Rival Sengit Jadi Kawan Koalisi? Anies Baswedan Jawab Soal Potensi 'Duet' dengan Ahok
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu