Suara.com - Kantor SAR Timika, Papua, menghentikan pencarian tiga nelayan yang hilang di wilayah perairan Mimika, sejak Minggu (11/6), setelah kegiatan pencarian selama satu pekan tidak membuahkan hasil.
"Memang benar operasi SAR sudah ditutup sejak Minggu (18/6) dengan hasil nihil," kata Kepala Sub Seksi Operasi Kantor SAR Timika Syahril di Timika, Senin.
Dia mengatakan, pencarian tiga nelayan yang hilang, masing-masing atas nama Aliansyah, Abu Buchori, dan Ardy, sudah maksimal.
SAR Timika mengerahkan 28 personel dengan didukung personel Kepolisian Perairan Polda Papua dan keluarga para korban menggunakan dua perahu cepat 12 meter ditambah dua perahu karet telah menyisir perairan Mimika, alur-alur sungai, maupun wilayah daratan di sepanjang pesisir mulai dari Atuka hingga Pulau Puriri.
"Menurut kami, upaya yang sudah dilakukan sangat maksimal. Bahkan kami perintahkan anggota untuk bermalam di befak (pondok darurat) di wilayah Kampus Biru agar bisa melakukan pencarian di daratan dan anak-anak sungai sekitar itu. Tapi hasilnya tetap nihil," kata Syahril.
Operasi pencarian ketiga nelayan yang hilang itu, kian bertambah sulit lantaran kondisi cuaca yang kurang bersahabat.
"Kondisi cuaca cukup berat. Selain hujan dan angin yang cukup kencang, gelombang di laut juga besar sekitar tiga hingga empat meter. Meskipun begitu, tim kami tetap keluar. Keluarga korban juga kami libatkan," katanya.
Ketiga nelayan itu menjadi korban dalam dua kasus kecelakaan laut di wilayah perairan Mimika.
Aliansyah dan Abu Buchori hilang saat perahu yang mereka tumpangi usai menjaring ikan, terbalik di perairan Kampus Biru pada Minggu (11/6) sekitar pukul 02.00 WIT.
Ardy hilang saat perahu motor susun yang ditumpanginya bertabrakan dengan perahu susun lainnya di perairan Lampu Merah Muara Pelabuhan Paumako pada Senin (12/6) malam.
Saat kejadian tabrakan dua perahu susun itu, Ardy dilaporkan melompat ke laut dan kemudian hilang hingga saat ini.
"Kemungkinan para korban ditemukan di darat cukup kecil karena tim kami sudah sisir seluruh daratan, apalagi di lokasi itu banyak masyarakat dan nelayan yang lalu lalang," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO