Suara.com - Muhammad Hidayat Situmorang, mendapat banyak kecaman setelah dirinya melaporkan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, ke Polres Bekasi Kota atas tuduhan penodaan agama dan siar ujaran kebencian.
Kecaman tersebut ditujukan kepada Hidayat karena yang bersangkutan justru sudah menjadi tersangka kasus penyebaran ujaran kebencian di Polda Metro Jaya.
Hidayat menjadi tersangka penyebaran ujaran kebencian terkait salah satu serial aksi anti-Ahok yang dinisiasi GNPF pada 4 November 2016. Hidayat menyebarkan video melalui YouTube yang diduga berisi ujaran kebencian terhadap Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan.
Kecaman terhadap dirinya juga dilakukan oleh warganet. Pada laman Facebook, misalnya, warganet ramai-ramai “membanjiri” akun milik Hidayat dengan tulisan protes dan sebutan ”ndeso”.
Kata ”ndeso” sengaja dilontarkan warganet sebagai kritik, merujuk penjelasan Hidayat yang melaporkan Kaesang sudah menyebar ujaran kebencian lantaran berulangkali menyebut diksi ”ndeso” dalam sebuah video di YouTube.
Tidak main-main, warganet menyempatkan diri mengisi kolom komentar pada setiap unggahan ”status” Hidayat di Facebook dengan kata ”ndeso”.
”Yang mana orangnya, oh yang ini, ndesooo,” tulis akun Masdy Wong di salah satu ”status” akun Muhammad Hidayat S.
Baca Juga: Dulu Ahok Kini Kaesang, Menggugat Absurditas Penodaan Agama
”Buat MH, jangan kira kami orang desa adalah orang rendahan. Makanya bergaul, biar tahu ndeso itu apa. Walaupun ndeso tapi rasa kota. Daripada ente kota tapi otak ndeso. Ndeso ndeso ndeso,” tulis akun Ari Ririnne.
Berita Terkait
-
Hidayat Beberkan Kenapa Polisikan Kaesang dan Ungkit Kata Ndeso
-
Dulu Ahok Kini Kaesang, Menggugat Absurditas Penodaan Agama
-
Eva: Yang Dilakukan Kaesang Pasti akan Dipelintir, Ini Politik
-
Desmon Minta Pimpinan Polri Mundur Jika Kasus Kaesang Tak Diusut
-
Ditanya Soal Status Tersangka, Pelapor Kaesang Membisu
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
Terkini
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi