Suara.com - Puluhan ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Batanghari mati akibat terserang penyakit jembrana menyusul. Sementara ketersediaan obat untuk penyembuhan dari penyakit hewan itu minim.
"Seperti di Desa Singkawang, Kecamatan Muarabulian, total ternak sapi dan kerbau yang mati karena penyakit itu sekitar 30 ekor, belum lagi di desa lainnya," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari Bakhtiar di Muarabulian , Selasa (11/7/2017).
Petugas bersama masyarakat kewalahan menanganinya wabah penyakit ternak itu akibat keterbatasan stok obat yang dimiliki Pemkab Batanghari.
Seorang dokter hewan di Puskeswan Pasar Ternak Tuanku Hafiq mengatakan, kondisi saat ini, ketersediaan stok obat yang ada tidak sesuai dengan jumlah populasi hewan ternak.
"Dalam kondisi ini Pemkab Batanghari belum berupaya untuk mengalokasikan anggaran untuk penambahan obat," ujarnya.
Wilayah Batanghari yang mengalami penyakit ternak jembrana ini antara lain Desa Sungai Baung pada tahun 2010 lalu, dan yang beberapa tahun belakangan adalah Desa Singkawang yang mengakibatkan puluhan ekor sapi mati.
Ciri-ciri ternak dengan penyakit ini seperti suhu tidak normal. Spabila sapinya mengandung itu akan keguguran, dan yang lebih tampak adalah keringan darah.
Saat ini, upaya yang dilakukan adalah dengan cara memberikan vitamin, dan antibiotik khusus sapi sebagai salah satu pencegahan tertular atau merembetnya penyakit jembrana ini. (Antara)
Baca Juga: Andalkan Peternakan Rakyat, Swasembada Sapi Mustahil Terwujud
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian