Suara.com - Kekuasaan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif bisa jadi runtuh hanya gara-gara kesalahan konyol, yakni pemakaian jenis huruf atau font "Calibri" dalam aplikasi Microsoft Word Office.
Meski terkesan konyol, kesalahan pemakaian font itu justru dijadikan tim gabungan investigasi sebagai pintu masuk penyelidikan dugaan korupsi dan pencucian uang PM Sharif dan keluarganya.
Kisah tersebut, seperti dilansir Al jazeera, Kamis (13/7/2017), bermula ketika tim investigasi gabungan menelisik dugaan pencucian uang PM Nawaz Sharif dan keluarganya berdasarkan bocoran dokumen "Panama Papers".
Merujuk pada dokumen itu, PM Sharif dan keluarganya melakukan pencucian uang dengan cara menyimpan dan membeli aset-aset mewah di luar negeri.
Salah satu aset itu adalah apartemen mewah Avenfield House di London, Inggris, yang disebutkan dibeli oleh putri sang PM, yakni Maryam Nawaz.
Namun, sang putri kepada tim tersebut berkukuh bahwa apartemen itu bukan miliknya ataupun anggota keluarga PM Sharif lainnya.
Ia berdalih, dirinya hanya penyewa apartemen tersebut. Sebagai bukti, Maryam lantas memberikan dokumen yang menyatakan dirinya sebagai penyewa apartemen itu.
Dalam dokumen yang diserahkan Maryam, tertulis keterangan bahwa surat keterangan penyewa itu dibuat tahun 2006.
Tapi, penyidik justru menemukan kejanggalan dalam dokumen tersebut. Pasalnya, jenis huruf yang dipakai adalah "Calibri".
Baca Juga: Studi Terkini: Minyak Zaitun Bisa Cegah Kanker Otak
Padahal, jenis huruf tersebut baru ada dalam pilihan font Microsoft Word setahun setelahnya, yakni 2007.
Karenanya, penyelidik menduga dokumen Maryam itu palsu untuk melindungi aset-aset yang dibelinya memakai uang hasil korupsi.
Tak ayal, kesalahan konyol dalam dokumen Maryam itu membuat warga Pakistan murka dan mengejek PM Sharif dan putrinya. Apalagi Maryam disebut-sebut sebagai calon pengganti ayahnya sebagai PM Pakistan.
Mereka ramai-ramai menyindir skandal pencucian uang dan korupsi PM Sharif dan sang putri melalui media-media sosial menggunakan tagar #Fontgate.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!