Suara.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menutup paksa perusahaan pencucian pakaian, PT Millenium Laundry, Kamis (20/7/2017). Operasional tempat cuci pakaian itu ditutup.
Perusahaan itu ditutup paksa karena terbukti mencemari Kali Bekasi dengan limbah hasil usahanya.
"Tempat usaha ini kami hentikan opersionalnya sampai pengusaha yang bertanggung jawab mau memasang instalasi pengolahan air limbah (IPAL)," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.
Hal itu dikatakannya saat memimpin langsung proses penyegelan bangunan yang menjadi tempat usaha PT Millenium Laundry di Jalan Raya Narogong Pangkalan III RT05/02 Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi.
Proses penyegelan berlangsung kondusif dengan disaksikan pengusaha serta puluhan karyawan tempat usaha. Segel dalam bentuk stiker berukuran 20x30 sentimeter persegi itu ditempel oleh Rahmat Effendi di dinding gapura dekat masuk pintu perusahaan.
Segel tersebut bertuliskan: Bangunan Limbah Cair Ini Dalam Pengawasan Sesuai Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindugan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Menurut Rahmat, perusahaan itu telah terbukti secara laboratorium mencemari Kali Bekasi dengan limbah produksinya berupa cairan deterjen.
Limbah itu dibuang langsung ke Kali Bekasi tanpa pengolahan yang terdeteksi oleh warga bantaran Kali Bekasi pada Senin (17/7/2017) di sekitar Jembatan Perumahan Kemang Pratama, Bekasi Selatan.
Limbah itu mencemari Kali Bekasi selama beberapa hari hingga membuat ekosistem sungai terganggu, khususnya ikan dan sumber air bagi Perusahaan Air Minum Daerah Tirta Bhagasasi.
Baca Juga: Kontrak Sistem Pengolahan Limbah Terpusat Zona 1 Jakarta Diteken
Penanggung jawab operasional PT Millenium Laundry Muhidin mengaku pihaknya sudah berulang kali meminta kepada pemilik gedung pabrik untuk menyediakan instalasi pengolahan air limbah. Akan tetapi desakan yang disampaikan itu tak kunjung dipenuhi pemilik bangunan pabrik seluas 1.800 meter persegi itu.
"Kalau harus kami yang menyiapkan, terbentuk pendanaan karena pasti membutuhkan biaya besar. Akhirnya limbah hasil pencucian dan pewarnaan sekadar ditampung lalu dibuang ke Kali Bekasi tanpa penanganan lebih lanjut," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram
-
Minta Pendampingan KPK, Gus Irfan Pastikan Ibadah Haji dan Umrah Bebas Rasuah
-
Misteri Keracunan 1.315 Siswa Terpecahkan: BGN Temukan Kadar Nitrit Hampir 4 Kali Lipat Batas Aman
-
Wali Kota Semarang Dorong Sekolah Rakyat Jadi Wadah Lahirkan Generasi Hebat