Presiden Republik Indonesia Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2).
Sejumlah petinggi Partai Demokrat mulai berkumpul di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (27/7/2017), malam ini.
Mereka berkumpul dalam rangka pertemuan antara Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beberapa saat lagi.
Sampai pukul 19.30 WIB tadi, Yudhoyono belum terlihat. Kabarnya, dia masih menghadiri sebuah acara.
"Sebentar lagi, kebetulan Pak SBY ada acara di luar nanti akan kembali," kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan.
Selain Hinca, Ketua Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo, dan Wakil Bendahara Umum Djoko Udjianto, telah hadir.
Sementara petinggi-petinggi Gerindra belum tampak hadir di lokasi. Hinca mengatakan mereka akan datang berbarengan dengan Prabowo.
"Saya konfirmasi Pak Prabowo akan hadir bersama beberapa pengurus terasnya,"kata dia.
Ada sejumlah agenda yang akan dibahas dalam pertemuan kedua tokoh. "Perjumpaan dua pemimpin ini akan memperbincangkan tentu yang berkenaan dengan negara, pemerintahan dan politik yang terjadi hari-hari lalu, hari ini dan ke depan."
Pertemuan biasa
Mereka berkumpul dalam rangka pertemuan antara Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beberapa saat lagi.
Sampai pukul 19.30 WIB tadi, Yudhoyono belum terlihat. Kabarnya, dia masih menghadiri sebuah acara.
"Sebentar lagi, kebetulan Pak SBY ada acara di luar nanti akan kembali," kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan.
Selain Hinca, Ketua Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo, dan Wakil Bendahara Umum Djoko Udjianto, telah hadir.
Sementara petinggi-petinggi Gerindra belum tampak hadir di lokasi. Hinca mengatakan mereka akan datang berbarengan dengan Prabowo.
"Saya konfirmasi Pak Prabowo akan hadir bersama beberapa pengurus terasnya,"kata dia.
Ada sejumlah agenda yang akan dibahas dalam pertemuan kedua tokoh. "Perjumpaan dua pemimpin ini akan memperbincangkan tentu yang berkenaan dengan negara, pemerintahan dan politik yang terjadi hari-hari lalu, hari ini dan ke depan."
Pertemuan biasa
Deputi IV Bidang Komunikasi Politik Kantor Staf Presiden, Eko Sulistyo, memandang rencana pertemuan Yudhoyono dan Prabowo malam ini sebagai silaturahmi sesama elite politik. Eko menilai hal ini sebagai hal yang positif dan perlu menjadi tradisi.
"Siapapun yang tokoh politik di Tanah Air, sewajarnya melakukan silaturahmi politik. Artinya, kita melihat itu sebagai peristiwa biasa," kata Eko kepada Suara.com.
Eko menyambut baik pertemuan para tokoh nasional untuk saling membahas soal-soal kebangsaan dan pemerintahan.
"Menurut saya harus didorong lebih banyak lagi elite politik saling bersilaturahmi untuk membahas masalah-masalah kebangsaan, masalah pemerintahan, dan sebagainya. Dan itu tidak terbatas pada elite pemerintah saja. Kita dorong semua elite untuk saling silaturahmi," katanya.
Ketika ditanya mengenai apakah pertemuan tersebut berkaitan dengan pergolakan dua poros politik yang puncaknya penolakan Gerindra dan Demokrat (serta PKS dan PAN) memilih walk out dari rapat paripurna DPR karena tidak setuju syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi atau 25 persen suara nasional dalam pengambilan keputusan RUU Pemilu menjadi UU, Eko mengatakan jika mau dipandang dari perspektif itu bisa saja.
Tetapi, Eko meyakini pertemuan Yudhoyono dan Prabowo tidak akan terfokus pada masalah jangka pendek.
"Kalau mau dikait-kaitkan bisa saja. Kalau mau dilihat pada aspek lebih kedepan, saya kira ini upaya untuk membangun, memikirkan masalah kebangsaan ke depan. Bukan terfokus pada masalah jangka pendek, seperti UU Pemilu dan lain-lain," katanya.
Eko mengatakan Yudhoyono merupakan mantan presiden dua periode dan Prabowo pernah menjadi calon presiden, tentu ketika mereka melakukan pertemuan, akan membicarakan hal-hal yang sifatnya strategis.
"Kita berharap itu adalah agenda yang sifatnya punya manfaat," kata Eko.
Mengenai apakah pertemuan tersebut merupakan sinyal Demokrat dan Gerindra akan menjalin koalisi untuk menghadapi Presiden Joko Widodo di pemilu tahun 2019, Eko mengatakan kalau mau dilihat dari sudut pandang seperti itu bisa saja.
"Kalau mau dilihat seperti itu bisa saja. Tetapi saya bukan Prabowo, bukan SBY, atau saya bukan dari lingkaran keduanya. Artinya, saya tidak mengerti yang mau dibicarakan. Ini menyangkut kedua tokoh politik yang memimpin partai tentu jika akan ada penjajakan-penjajakan seperti itu hal wajar dalam pertemuan mereka. Tetapi sekali lagi, kita memaknainya sebagai pertemuan dua pemimpin politik yang tidak perlu dianggap peristiwa besar," kata dia.
Ketika ditanya perlukah pertemuan kedua tokoh dikhawatirkan, Eko kembali menegaskan bahwa pertemuan tersebut dimaknai sebagai silaturahmi dan merupakan hal yang wajar.
"Peristiwa politik biasa. Sama saja dengan Pak Jokowi sebagai kepala pemerintahan juga lakukan silaturahmi dengan partai. Tapi kalau mau dikait-kaitkan dengan agenda 2019, ya, itu kemungkinan bisa terjadi. Tapi yang harus dilihat bahwa ini adalah dalam rangka politik kebangsaan," kata Eko.
Komentar
Berita Terkait
-
Terpopuler: Beda Cara SBY vs Prabowo Tangani Banjir, Medali Emas Indonesia Cetak Rekor
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Prabowo Kembali Tinjau Lokasi Banjir dan Longsor di Sumatera Barat
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Angka Putus Sekolah Pandeglang Tinggi, Bonnie Ingatkan Orang Tua Pendidikan Kunci Masa Depan
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek