Suara.com - Tak banyak alat bisa digunakan untuk merayu seorang purnawirawan jenderal sekelas Prabowo Subianto, yang sudah banyak malang-melintang dalam peperangan maupun huru-hara. Namun, siapa sangka, Prabowo mampu diluluhkan hanya dengan sepiring nasi goreng.
Persamuhan politik yang digadang-gadang memunyai pengaruh besar untuk mengubah peta politik nasional jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, akhinya jadi digelar oleh SBY dan Prabowo, Kamis (27/7/2017) malam.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo, bersamuh di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Pertemuan dua pentolan partai yang berada di luar lingkar kekuasaan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tersebut, berlangsung sederhana. Setidaknya kalau ditilik dari perjamuannya.
Dalam sesi konferensi pers seusai pertemuan, Prabowo menuturkan suguhan utama dalam pertemuan tertutup tersebut hanya berupa nasi goreng.
"Kami menghasilkan keputusan setelah makan nasi goreng, yang citarasanya luar biasa enak," tutur Prabowo.
Bahkan, Prabowo menuturkan rasa nasi goreng di Cikeas bisa menyaingi nasi goreng 'made in Hambalang', yakni di kediaman pribadinya.
Prabowo lantas berseloroh, SBY sengaja menggelar operasi intelijen terlebih dulu sebelum pertemuan tersebut untuk menemukan "kelemahan" dirinya.
"Intelnya Pak SBY ternyata masih kuat. Tahu saja kelemahan Prabowo itu ada di nasi goreng," tutur Prabowo sembari tertawa.
Baca Juga: Jokowi Resmikan Pendidikan Vokasi di Daerah Industri Cikarang
Sebelum memasuki obrolan serius, SBY ternyata lebih dulu mengajak Prabowo menyantap nasi goreng. Masakan tersebut, ternyata dibeli SBY dari pedagang "nasgor gerobak" yang biasa berjualan keliling dari kampung ke kampung daerah Cikeas.
"Pedagang nasi goreng yang menyajikan makanan pada pertemuan itu memang favorit Pak SBY," tutur Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan.
Karenanya, Hinca memberi sebutan khusus untuk menandai pertemuan kedua pembesar politik tersebut: "diplomasi nasi goreng".
"Saya bilang ini 'diplomasi nasi goreng'. makanan itu kan terbilang merakyat," tukasnya.
Bukan Koalisi
SBY, dalam konferensi pers yang sama, mengatakan partainya dan Gerindra akan mengawal pemerintahan. Namun, bentuk pengawalan ini tidak bukan dalam bentuk koalisi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka