Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ketemu di Puri Cikeas [suara.com/Bagus Santosa]
Akhirnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diba di rumah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2017), malam.
Prabowo Subianto didampingi Wakil Dewan Pembina Partai Gerindra Hasyim Djojohadikusumo, Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli zon, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono, dan Wakil Ketua Umum DPP Edi Prabowo.
Mereka berangkat dari Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
"Wah, kayak pasar malam nih," kata Prabowo ketika baru tiba di rumah Yudhoyono.
Prabowo menyebut kondisinya seperti pasar malam karena di kawasan Puri Cikeas ada satu area yang disediakan untuk pedagang kaki lima. Ada pedagang nasi goreng dan ada pedagang bakso.
Dagangan tersebut disiapkan untuk semua tamu yang hadir, termasuk wartawan.
Prabowo disambut oleh para petinggi Demokrat yang sudah sejak sore berkumpul. Mereka bertemu di pendopo.
Yudhoyono kemudian mempersilakan hadirin untuk menikmati makanan yang ada. Semua beba memilih menu makanan yang disediakan pedagang kaki lima.
"Yuk teman-teman makan nasi goreng dulu," kata Yudhoyono.
Prabowo Subianto didampingi Wakil Dewan Pembina Partai Gerindra Hasyim Djojohadikusumo, Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli zon, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono, dan Wakil Ketua Umum DPP Edi Prabowo.
Mereka berangkat dari Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
"Wah, kayak pasar malam nih," kata Prabowo ketika baru tiba di rumah Yudhoyono.
Prabowo menyebut kondisinya seperti pasar malam karena di kawasan Puri Cikeas ada satu area yang disediakan untuk pedagang kaki lima. Ada pedagang nasi goreng dan ada pedagang bakso.
Dagangan tersebut disiapkan untuk semua tamu yang hadir, termasuk wartawan.
Prabowo disambut oleh para petinggi Demokrat yang sudah sejak sore berkumpul. Mereka bertemu di pendopo.
Yudhoyono kemudian mempersilakan hadirin untuk menikmati makanan yang ada. Semua beba memilih menu makanan yang disediakan pedagang kaki lima.
"Yuk teman-teman makan nasi goreng dulu," kata Yudhoyono.
Terlalu dini
Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok menyebut pertemuan Yudhoyono dan Prabowo malam ini terjadi karena saat ini negeri ini sekarang tidak mempunyai kiblat. Mubarok yakin pertemuan tersebut akan menghasilkan hal yang baru.
"Saya kira gini, negeri ini lagi nggak punya kiblat, nggak ada pemimpin matahari. Yang muncul kan kemudian bintang-bintang politik. Muncullah bintang timur, bintang barat, bintang ini dan itu. Seperti Prabowo sama ini (Yudhoyono)," kata Mubarok kepada Suara.com.
Mubarok menyebut saat ini banyak pihak yang memaksakan Jokowi tetap menjadi bintang utama. Tetapi, kata Mubarok, yang terjadi malah tidak seperti yang diharapkan.
Kemudian puncaknya pada pengambilan keputusan UU Pemilu, Kamis (27/7/2017), dimana empat fraksi yaitu Demokrat, Gerindra, PKS, dan PAN, memilih walk out dari rapat paripurna karena tidak setuju. Mereka menolak syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi atau 25 persen suara nasional.
Meskipun ada enam partai yang mendukung UU Pemilu, menurut Mubarok sebenarnya sebagian partai bergejolak dengan adanya syarat presidential threshold yang membuat mereka tidak bisa mengusung calon presiden sendiri.
"Itu kan sama seperti menggiring Jokowi. PPP, PKB dibuat tak berkutik," kata dia.
Mubarok yakin pertemuan Yudhoyono dan Prabowo malam nanti akan menghasilkan keputusan yang baik bagi partai.
Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok menyebut pertemuan Yudhoyono dan Prabowo malam ini terjadi karena saat ini negeri ini sekarang tidak mempunyai kiblat. Mubarok yakin pertemuan tersebut akan menghasilkan hal yang baru.
"Saya kira gini, negeri ini lagi nggak punya kiblat, nggak ada pemimpin matahari. Yang muncul kan kemudian bintang-bintang politik. Muncullah bintang timur, bintang barat, bintang ini dan itu. Seperti Prabowo sama ini (Yudhoyono)," kata Mubarok kepada Suara.com.
Mubarok menyebut saat ini banyak pihak yang memaksakan Jokowi tetap menjadi bintang utama. Tetapi, kata Mubarok, yang terjadi malah tidak seperti yang diharapkan.
Kemudian puncaknya pada pengambilan keputusan UU Pemilu, Kamis (27/7/2017), dimana empat fraksi yaitu Demokrat, Gerindra, PKS, dan PAN, memilih walk out dari rapat paripurna karena tidak setuju. Mereka menolak syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi atau 25 persen suara nasional.
Meskipun ada enam partai yang mendukung UU Pemilu, menurut Mubarok sebenarnya sebagian partai bergejolak dengan adanya syarat presidential threshold yang membuat mereka tidak bisa mengusung calon presiden sendiri.
"Itu kan sama seperti menggiring Jokowi. PPP, PKB dibuat tak berkutik," kata dia.
Mubarok yakin pertemuan Yudhoyono dan Prabowo malam nanti akan menghasilkan keputusan yang baik bagi partai.
Komentar
Berita Terkait
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Adu Kekayaan Hendrar Prihadi dan Sarah Sadiqa: Mantan vs Kepala LKPP Baru
-
Prabowo Teken Inpres Soal Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekah, Begini Isinya
-
Kritik Pedas Rocky Gerung Respons Reshuffle Prabowo: Cuma 'Dikocok Ulang', Hasilnya Sama Saja
-
Sosok dan Rekam Jejak Angga Raka Prabowo yang Punya 2 Jabatan: Kepala BKP & Wamen Komdigi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Solidaritas Komunitas Kripto, Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Banjir di Bali
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif