Suara.com - Kepala Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan penangkapan 3 pelaku dari sindikat jaringan Narkoba internasional. Mereka membawa 1,2 juta ekstasi dari Belanda senilai Rp 600 miliar.
Pengungkapan sindikat tersebut menyelamatkan 2 juta orang lebih.
"Sebanyak 2 box besar ekstasi, 1,2 juta butir. Ini besar sekali. Harga di pasaran bisa mencapai Rp 600 miliar. Ini bisnis yang menggiurkan, dan bisa menyelamatkan 2 juta orang lebih dari pengungkapan ini," ujar Tito dalam jumpa pers di ruang Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Tito mengatakan 3 sindikat narkoba yakni Liu Kit Tjung alias Acung, Erwin Afianto dan Muhammad Zulkarnain yang mati ditembak petugas. Ketiga pelaku yang ditangkap dikendalikan oleh narapidana bernama Aseng yang berada di LP Nusakambangan.
Tak hanya itu, Tito mengatakan Polri akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM perihal masih terdapat peredaran Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan.
"Kita menemukan di Lapas Nusakambangan, tentunya kita akan koordiasi dengan petugas lapas, Kemenkumham. Ini diluar domain Polri," katanya.
Ia menuturkan koordinasi tersebut dalam rangka evalusi peredaran Narkoba yang dilakukan Napi di LP Nusakambangan.
"Kami berkoordinasi dengan Menkumham nanti, menyampaikan info ini dalam rangka evaluasi. Fakta yang kita temukan, terpidana yang di lapas masih mampu beroperasi dan mengendalikan jaringan di luar lapas," kata dia.
Adapun pelaku Aseng yang merupakan narapidana Aseng sudah divonis 15 tahun hukuman penjara. Nantinya kata Tito, aparat penegak hukum tetap memproses Aseng dengan kasus yang baru.
Baca Juga: Polri Ungkap Jaringan Narkoba 1,2 Juta Ekstasi dari Belanda
"Nanti tentunya kita akan tetap proses. Ancaman hukuman mati, kita harap jaksa dan hakim pertimbangkan yang bersangkutan adalah residivis, kita minta dikenakan hukuman mati," tutur Tito.
Di kesempatan yang sama Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut baik hasil kerja sama antara Polri dan Bea Cukai.
"Kami berterimakasih atas kerjasama luar biasa kapolri dan segala jajarannya, sehingga tim bea cukai bisa dilakukan penangkapan, kemudian kita bisa menangkap pelakunya," kata Sri.
Lebih lanjut, Sri juga memaparkan alasan Indonesia menjadi target jaringan narkoba. Kata dia, Indonesia memiliki jumlah penduduk dan masuk salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi di dunia.
"Indonesia dianggap menjadi market luar biasa, Indonesia masuk 20 pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Kita semua tahu ini semua target pasar yang sangat menggiurkan. Maka makin banyak insentifnya untuk menargetkan ini, ini merupakan suatu keharusan," tandasnya.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Eko Danintyo mengatakan, penangkapan berawal dari Acung pada 21 Juli Jalan Raya Kalibaru, Paku Haji, Tangerang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO