Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta Brigadir Jenderal (Pol) Johny Pol Latupeirissa, menyebut Indonesia merupakan sasaran utama pemasaran narkoba di wilayah Asia Tenggara.
Menurut Johny, lemahnya penegakan hukum di Indonesia membuat jaringan internasional menjadikan Indonesia sebagai pasar. Apalagi harga narkoba di sini bisa melambung tinggi.
"Kenapa narkoba masuk lagi karena Indonesia jadi pasar. Kenapa jadi pasar, karena orang Indonesia satu secara penegakan hukum lemah," ujar Johny di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2017).
Salah satu lemahnya hukum di Indonesia menurut Johny adalah lambannya proses eksekusi mati bagi bandar narkoba yang sudah dinyatakan bersalah oleh pengadilan.
Hukuman mati produsen dan pengedar narkoba diatur dalam Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam undang-undang ini, ada enam pasal yang mengatur hukuman pidana mati yakni pasal 113, 114. 116, 118, 119, dan 121.
"Sekarang orang dihukum masuk penjara, hukum mati nggak dimati-matiin, bahkan jadi raja di LP. Jadi bisnis ini sangat mudah di Indonesia," kata dia.
Seharusnya, kata Johny, bandar narkoba yang sudah divonis bersalah dan dijatuhkan hukuman mati untuk segera dieksekusi, atau kurang dari satu bulan setelah vonis. Hal ini bertujuan agar mereka tidak mengembangkan jaringan dan bisnis haramnya lebih luas dari balik jeruji besi.
"Karena itu (lama dieksekusi) memberikan mereka mengembangkan lagi di lapas-lapas. Di lapas kita itu banyak sekali tuh profesor, doktor, ahli narkoba di sana. Ketika orang belajar di sana keluar dari LP sudah jago dan sudah bisa jadi bandar," katanya.
Baca Juga: Djarot: Penegak Hukum Mudah Disuap di Kasus Narkoba
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Bertemu di Istana, Ini yang Dibas Presiden Prabowo dan Dasco
-
Poin Pembahasan Penting Prabowo-Dasco di Istana, 4 Program Strategis Dikebut Demi Rakyat
-
Dituduh Punya Ijazah Doktor Palsu, Arsul Sani Tak akan Lapor Balik: Kalau MK kan Nggak Bisa
-
Viral Usul Ganti Ahli Gizi dengan Lulusan SMA, Ini Klarifikasi Lengkap Wakil Ketua DPR Cucun
-
Heboh Sebut Ahli Gizi Tak Penting, Wakil Ketua DPR Cucun Minta Maaf, Langsung Gelar Rapat Penting
-
Minta Pramono Naikkan Upah Jadi Rp6 Juta, Buruh Sesalkan UMP DKI Kalah dari Bekasi-Karawang
-
Tiap Meter Persegi di Jabodetabek Tercemar 4 Puntung Rokok, Perusahaan Ini Juaranya
-
Energi Bersih Bukan Mimpi, Inovasi 95 Tahun Ini Buktinya
-
Bupati Jember: Mulai 2026 setiap triwulan OPD dievaluasi bersama DPRD
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa, Penyidik KPK Rossa Purbo Bekti Dilaporkan ke Dewas KPK