Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (tengah) didampingi Anggota Dewan Syuro PKB Abdul Ghofur (kedua kiri) menggelar dialog keagamaan, di Jakarta, Minggu (3/9). Dialog itu antara lain membahas krisis etnis Rohingya di Myanmar. [Suara.com/Oke Atmaja]
Pemuka agama Budsha, Suhu Benny, mengklarifikasi tuduhan yang menyebutkan bhiksu terlibat dalam aksi kekerasan terhadap masyarakat Rohingya, Myanmar. Suhu Benny menegaskan seorang bhiksu yang melakukan intimidasi atau kekerasan secara otomatis akan gugur sebagai bhiksu.
"Mungkin ada yang mau plesetin, ada Bikkhu (Bhiksu) yang begini-begini. Di sini saya sampaikan secara Kebhikkuan ada seorang Bikkhu ikut campur urusan yang seperti begini, pembunuhan, pengusiran, itu kebikkhuannya otomatis gugur. Yang dalam ayat disebut Garuka Kamma (perbuatan buruk atau jahat yang berat), Kebikkhuannya gugur," kata Suhu Benny dalam konferensi pers di Wihara Dharma Bhakti (Cin Te Yen) Jalan Kemenangan, nomor 3, Glodok, Jakarta Barat, Minggu (3/9/2017).
Lebih jauh, Suhu Benny menjelaskan perbedaan mazhab umat Buddha di Myanmar dengan mazhab di Indonesia berbeda, meskipun aqidah tetap sama.
"Mazhab kita (Buddha) yang ada di Indonesia nggak ada hubungannya dengan mazhab di Myanmar. Walaupun secara mazhab tidak sama, secara akidah kebikkhuannya sama, kalau itu sama dan dilakukan (kekerasan) otomatis gugur secara kebikkhuan," kata dia.
Dia menekankan persaudaraan bikkhu internasional menyatakan jika bhiksu terlibat kekerasan maka secara otomatis kebhiksuannya gugur. Menjadi bhiksu tidak mudah, haruslah orang yang bebas dari perilaku buruk.
"Sangha Buddhist Concern juga pernah keluarkan statement bahwa kebikkhuan orang tersebut gugur karena melanggar akidah. Seorang bisa menjadi bikkhu melalui proses upacara umpasa bada. Kammi berbeda mazhab, tapi akarnya sama," tutur dia.
Para bhiksu dan umat Buddha Indonesia prihatin atas kekerasan dan pembunuhan terhadap masyarakat muslim Rohingya. Ia sedih karena pembantaian tersebut terjadi di negara yang mayoritas masyarakatnya memeluk Buddha.
"Oleh karena itu, masalah di Myanmar itu kita bangsa Indonesia, saya pribadi, rekan-rekan bhiksu bukan hanya prihatin, tapi menangis, kok bisa terjadi begini di dalam negara yang mayoritas Buddhis," kata Suhu Benny.
"Mungkin ada yang mau plesetin, ada Bikkhu (Bhiksu) yang begini-begini. Di sini saya sampaikan secara Kebhikkuan ada seorang Bikkhu ikut campur urusan yang seperti begini, pembunuhan, pengusiran, itu kebikkhuannya otomatis gugur. Yang dalam ayat disebut Garuka Kamma (perbuatan buruk atau jahat yang berat), Kebikkhuannya gugur," kata Suhu Benny dalam konferensi pers di Wihara Dharma Bhakti (Cin Te Yen) Jalan Kemenangan, nomor 3, Glodok, Jakarta Barat, Minggu (3/9/2017).
Lebih jauh, Suhu Benny menjelaskan perbedaan mazhab umat Buddha di Myanmar dengan mazhab di Indonesia berbeda, meskipun aqidah tetap sama.
"Mazhab kita (Buddha) yang ada di Indonesia nggak ada hubungannya dengan mazhab di Myanmar. Walaupun secara mazhab tidak sama, secara akidah kebikkhuannya sama, kalau itu sama dan dilakukan (kekerasan) otomatis gugur secara kebikkhuan," kata dia.
Dia menekankan persaudaraan bikkhu internasional menyatakan jika bhiksu terlibat kekerasan maka secara otomatis kebhiksuannya gugur. Menjadi bhiksu tidak mudah, haruslah orang yang bebas dari perilaku buruk.
"Sangha Buddhist Concern juga pernah keluarkan statement bahwa kebikkhuan orang tersebut gugur karena melanggar akidah. Seorang bisa menjadi bikkhu melalui proses upacara umpasa bada. Kammi berbeda mazhab, tapi akarnya sama," tutur dia.
Para bhiksu dan umat Buddha Indonesia prihatin atas kekerasan dan pembunuhan terhadap masyarakat muslim Rohingya. Ia sedih karena pembantaian tersebut terjadi di negara yang mayoritas masyarakatnya memeluk Buddha.
"Oleh karena itu, masalah di Myanmar itu kita bangsa Indonesia, saya pribadi, rekan-rekan bhiksu bukan hanya prihatin, tapi menangis, kok bisa terjadi begini di dalam negara yang mayoritas Buddhis," kata Suhu Benny.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Di Balik Jeruji Besi: Nasib Tragis Ratusan Pengungsi Rohingya di Penjara Bangladesh
-
Ini Alasan Warga Aceh Tidak Ingin Menerima Pengungsi Rohingya
-
Puluhan Pengungsi Etnis Rohingya Dipindahkan dari Gedung PMI ke Kantor Bupati Aceh Barat, Mengapa?
-
Masa Depan Pengungsi Rohingya di Tanah Rencong, Sempat Ditolak Dua Kali Warga
-
Asal-usul Pengungsi Rohingya: Alami Persekusi di Myanmar dan Ditolak di Aceh
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh