Suara.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan memanggil perwakilan Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kalideres, Jakarta Barat, terkait kasus meninggalnya bayi Tiara Debora Simanjorang (4 bulan).
Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Koesnaedi mengatakan akan meminta keterangan pihak rumah sakit pada Senin (3/9/2017). Selain pihak RS Mitra Keluarga, Dinkes DKI juga mengundang perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia(Persi).
"Kita tunggu Senin ya, pihak RS akan dipanggil Dinkes, kemenkes, dan persi," ujar Koesnaedi kepada Suara.com, Minggu (10/9/2017).
Pertemuan akan berlangsung pukul 8.00 WIB di kantor Dinas Kesehatan Jakarta, Jalan Kesehatan, Jakarta Pusat.
Koesnaedi belum mau bicara lebih jauh terkait sanksi yang akan dijatuhkan ke pihak RS Mitra Keluarga Kalideres apabila terbukti melakukan pelanggaran.
"Tergantung salahnya. Tapi perlu didalami dululu," katanya.
Sebelumnya pihak Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, angkat bicara mengenai meninggalnya Deborah di rumah sakit mereka pada Minggu (3/9/2017). 
RS Mitra Keluarga membantah segala bentuk informasi yang beredar soal pasien bernama Debora tidak mendapat fasilitas di ICU dikarenakan Rudianto Simanjorang dan Henny Silalahi, orangtua Debora kesulitan biaya.
"Pasien berumur 4 bulan, berat 3,2 kilogram, datang ke IGD Mitra Keluarga Kalideres pada tanggal 3 September 2017 pukul 3.40 WIB dalam keadaan tidak sadar, kondisi tubuh nampak membiru, pasien dengan riwayat lahir prematur, riwayat penyakit jantung bawaan (PDA) dan keadaan gizi kurang baik," kata keterangan tertulis manajemen RS Mitra Keluarga Kalideres dikutip Suara.com.
Setelah pemeriksaan dilakukan, dalam keterangan tersebut menjelaskan ditemukan napas pasien berat, dahak banyak, saturasi oksigen sangat rendah, nadi 60 kali per menit, dan suhu badan 39 derajat celcius.
"Pasien segera dilakukan tindakan penyelamatan nyawa (life saving), berupa: penyedotan lendir, dipasang selang ke lambung dan intubasi (pasang selang nafas), lalu dilakukan bagging (pemompaan oksigen dengan menggunakan tangan melalui selang nafas), infus, obat disuntikkan dan diberikan pengencer dahak (nebulizer)," katanya.
Selanjutnya pemeriksaan laboratorium dan radiologi segera dilakukan. Setelah dilakukan intubasi, kondisi pasien lebih membaik, sinosis (kebiruaan) berkurang, saturasi oksigen membaik, walapun kondisi pasien masih sangat kritis.
"Kondisi pasien dijelaskan pada ibu pasien, dan dianjurkan untuk penanganan selanjutnya di ruang khusus ICU," kata pihak RS.
Setelah itu ibu pasien mengurus di bagian administrasi. Petugas RS selanjutnya menjelaskan biaya rawat inap ruang khusus ICU, tetapi ibu pasien menyatakan keberatan mengingat kondisi keluarga.
Tak lama setelah itu ibu Debora kembali ke bagian IGD, dan dokter IGD menanyakan kepesertaan BPJS kepada ibu pasien. Setelah mengetahui pasien memiliki kartu BPJS, dokter di RS tersebut langsung menawarkan kepada Henny untuk dirujuk ke RS yang memang bekerjasama dengan BPJS. Hal itu bertujuan untuk efesien dan efektivitas biaya perawatan pasien. 
"Ibu pasien menyetujui. Dokter membuat surat rujukan dan kemudian pihak RS  berupaya menghubungi beberapa RS yang merupakan mitra BPJS. Dalam proses pencarian RS tersebit baik keluarga pasien dan RS kesulitan mendapatkan tempat," katanya.
Akhirnya pada pukul 9.15 WIB keluarga mendapatkan tempat di salah satu RS yang bekerjasama dengan BPJS. Dokter RS tersebut menelepon dokter RS Mitra Keluarga Kalideres untuk menanyakan kondisi pasien. 
"Sementara komunikasi antar dokter, penjaga yang menjaga dan memonitoring pasien memberitahukan kepada dokter bahwa kondisi pasien tiba-tiba memburuk," katanya.
Setelah mengetahui kondisi pasien memburuk pihak RS mengklaim langsung melakukan pertolongan. Setelah melakukan resusitasi jantung paru selama 20 menit, tapi segala upaya yang dilakukan tidak dapat menyelamatkan nyawa pasien.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              BMKG Prakirakan Hujan Lebat di Sumatera dan Kalimantan, Jawa Waspada Bencana
 - 
            
              Episode Final Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas, Ajang Pembuktian Kehebatan UMKM Lokal
 - 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045