Suara.com - Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan melakukan diskusi bertema 'Sistem Integritas Partai Politik' dengan petinggi DPP Partai Nasdem. Dalam kesempatan ini ia sempat menyinggung soal mahar yang kerap diminta oleh parpol pada calon kepala daerah yang mau mendapatkan dukungan.
Pada pilkada serentak tahun 2015, Pahala meneranhkan kalau KPK melakukan survei dengan cara menghubungi calon kepala daerah yang kalah pada Juni 2016.
"Ada sekitar 270 (orang) kita hubungi. Itu ada fakta mahar yang menarik. Waktu kita tanya apa biaya yang paling besar dari pencalonan kepala daerah waktu itu," ujar Pahala di Auditorium DPP Partai NasDem Jalan RP Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2014).
Pahala mengatakan tim yang melakukan survei dan KPK merasa heran ada calon kepala daerah yang mengikuti pemilihan tetapi harta kekayaannya tercatat sekitar Rp300 juta.
"Harta kekayaannya kok kayak nggak mungkin, nggak masuk diakal harta segini masuk di Pilkada. Hartanya Rp300 juta maju buat bupati di Papua, apa mungkin gitu ya? Kok bisa ya? Dan akhirnya calon itu kalah," kata Pahala.
Pahala menceritakan berdasarkan keterangan dari calon kepala daerah yang kalah saat itu biaya paling mahal untuk biaya mahar dan membiayai saksi.
"Bukan biaya kampanye yang mahal. Berapa maharnya dia sebut? ada yang Rp5 miliar dan segala macam. Kalau kita konfirmasi hampir ke semua partai mengatakan nggak ada itu mahar," kata dia.
Kemudian dalam survei tersebut sebagian calon kepala daerah yang gagal juga ditanya cara untuk membayar mahar apabila diminta oleh parpol. Sebanyak 53 responden banyak yang menjawab pakai dana yang diberikan sponsor.
"Karena mereka kalah kita juga tanyakan bagimana (imbalan) untuk sponsornya. Mereka konsisten mengatakan empat hal, pertama pakai proyek APBD. Makanya e-plaining dan e-budgeting penting," kata dia.
Baca Juga: Ketimbang Usul Cabut Penuntutan KPK, Prasetyo Diminta Urus Jaksa
Tak hanya itu, ada dari mereka yang mengatakan akan membayarnya apabila menang melalui perizinan. Khususnya mereka yang akan menjabat di daerah yang kaya dengan sumber daya alam.
"Misal izin tambang dan kebun, keluar izin kan dari situ (pemerintah). Ketiga mereka bilang dengan jabatan di pemerintah," katanya.
Dalam kesempatan ini anggota DPR RI dari Fraksi NasDem Johnny G. Plate memastikan partai yang diketuai oleh Surya Paloh tidak meminta mahar pada calon kepala daerah yang didukung.
"Kalau di kita dengan syarat tanpa mahar. Pak Pahala bisa cek. Sekarang juga sudah banyak parpol tanpa mahar," kata Johnny.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Ganti Kapolri Tak Cukup! Presiden Prabowo Didesak Rombak Total UU Kepolisian
-
Langit Madinah Mencekam, Diduga Rudal Houthi Dicegat Pertahanan Arab Saudi
-
Aktivis 98 Gagas 'Warga Peduli Warga', Bagikan Ribuan Sembako ke Ojol dan Warga Rentan Jakarta
-
Viral Detik-Detik Truk Gas Meledak: 8 Orang Tewas Terpanggang, Puluhan Kritis
-
Suyudi-Dedi Prasetyo Calon Kuat, Seabrek 'Dosa' Era Kapolri Listyo Mesti Ditanggung Penerusnya!
-
Tiga Mahasiswa Dinyatakan Hilang, Polda Metro Jaya Buka Posko Pengaduan
-
Isu Listyo Sigit Diganti, ISESS Warning Keras: Jangan Pilih Kapolri dengan Masa Jabatan Panjang
-
'Ganti Kapolri' Trending, Data INDEF Ungkap Badai Kemarahan Publik di X dan TikTok, Ini Datanya
-
Marak Pencurian Kabel Traffic Light di Jakarta, Pramono Ogah Penjarakan Pelaku: Humanisme Penting!
-
Gigit Jari! Bansos Disetop Imbas Ribuan Warga Serang Banten 'Dibudaki' Judol, Termasuk Belasan ASN