Suara.com - Anggota Komnas HAM, Natalius Pigai mengungkapkan, sebagian gerombolan orang tak dikenal yang menggeruduk kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jalan Mendut, Menteng, Jakarta Pusat, sejak Minggu (17/9/2017) malam adalah anggota Front Pembela Islam (FPI).
Pigai mengaku mengenal sejumlah gerombolan yang menggeruduk kantor YLBHI dengan tujuan membubarkan kegiatan seni yang dianggap menyebarkan ideologi PKI.
"Rata-rata massa (gerombolan) di luar, kenal saya. Salah satu massanya yang jelas dari FPI, tetapi juga ada massa (dari ormas) yang lain," kata Pigai saat ditemui di lokasi.
Namun, menurut Pigai, gerombolan yang dari FPI lebih tertib dan bisa diatur ketimbang yang dari ormas lain. Menurutnya, kericuhan terjadi karena ada dari gerombolan tersebut dari kelompok ormas lain di luar FPI.
Aksi gerombolan orang tak dikenal ini berujung ricuh di depan kantor YLBHI. Bentrok terjadi antara gerombolan orang tak dikenal ini dengan aparat kepolisian.
Pantauan Suara.com di lokasi, kericuhan terjadi saat gerombolan massa yang diperkirakan sebanyak 300 orang ini mendesak ingin masuk gedung YLBHI, namun ditahan oleh aparat Kepolisian. Namun gerombolan ini melempar aparat Kepolisian dengan batu.
Sejumlah aparat tampak terluka, sedangkan gerombolan massa ini dibubarkan oleh aparat yang dipimpin Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz dengan tembakan gas air mata dan semprotan menggunakan mobil barakuda.
Sebelumnya Kapolres, Dandim Jakarta Pusat dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz telah meminta pimpinan gerombolan tersebut untuk membubarkan massanya. Namun, gerombolan ini tetap tidak mau bubar.
Sementara para aktivis YLBHI dan peserta acara seni "Asik Asik Aksi: Indonesia Darurat Demokrasi" masih tertahan di dalam gedung.
Baca Juga: Dibubarkan Polisi dari YLBHI, Massa Mundur sampai Stasiun Cikini
Pantauan di dalam gedung, para aktivis menumpuk kursi-kursi di sejumlah pintu masuk untuk berjaga-jaga dari serbuan gerombolan orang yang tetap berteriak-teriak menebar ancaman anti-demokrasi.
Acara seni bertajuk "Asik Asik Aksi: Indonesia Darurat Demokrasi" itu juga sebenarnya sudah selesai pada Minggu malam sekitar pukul 21.30 WIB. Akibatnya, aktivis YLBHI dan prodemokrasi lain yang menjadi peserta acara tersebut tak bisa keluar dari gedung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Nama PBNU Terseret Kasus Haji, KPK Buka Suara: Benarkah Hanya Incar Orangnya, Bukan Organisasinya?
-
Rentetan Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis, DPD Minta BGN Kurangi Jumlah Penerima MBG
-
Asmara Berujung Maut di Cilincing: Pemuda Tewas Dihabisi Rekan Sendiri, Kamar Kos Banjir Darah!
-
Video Gibran Tak Suka Baca Buku Viral Lagi, Netizen Bandingkan dengan Bung Hatta
-
KPK Ungkap Kasus Korupsi Kuota Haji, Libatkan Hampir 400 Biro Perjalanan
-
Nabire Diguncang Gempa Berkali-kali, Jaringan Internet Langsung Alami Gangguan
-
KPK Sita Uang Hingga Mobil dan Tanah dari Dirut BPR Jepara Artha dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Terungkap! Modus Oknum Kemenag Peras Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji
-
PWNU DKI Ingatkan soal Transformasi PAM Jaya: Jangan Sampai Air Bersih Jadi Barang Dagangan
-
Satgas PKH Tertibkan Tambang Ilegal di Maluku Utara: 100 Hektar Hutan Disegel, Denda Menanti!