Suara.com - Partai Golongan Karya (Golkar) berjanji mengkaji signifikansi keberadaan Panitia Khusus Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansus KPK) di DPR.
Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan, kajian tersebut dilakukan karena masih ada yang menganggap partainya menjadi pendorong pembentukan pansus itu.
"Jadi ada kesan di masyarakat bahwa Partai Golkar yang mendorong adanya pansus itu. Hal tersebut tak disukai masyarakat. Karenanya, kami ingin mengkaji keberadaan pansus ini,” tutur Nurdin di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (28/9/2017).
Ia menegaskan, partainya sama sekali tak bertujuan melemahkan kewenangan KPK. Sebaliknya, partai berlambang Pohon Beringin itu ingin menguatkan lembaga antirasuah tersebut.
Penguatan KPK, kata dia, dilakukan dengan mendorong tata kelola, serta meningkatkan kerja sama KPK dengan lembaga penegak hukum lainnya.
"Tata kelola harus diperbaiki. Kemudian sinergitas harus semakin ditingkatkan dengan kepolisian dengan kejaksaan, itu goal yang hendak dicapai dalam mendorong penguatan KPK. Ini harus dijelaskan ke masyarakat," terangnya.
"Jadi bukan seperti persepsi masyarakat yang menilai Golkar justru menjadi aktor utama melemahkan KPK. Tidak seperti itu,” tukasnya lagi.
Nurdin menambahkan, Partai Golkar juga serius menanggapi sejumlah kadernya yang diduga terlibat kasus mega korupsi proyek KTP-el.
Baca Juga: Mobil Balap Legendaris Schumacher Dilelang
“Sebab ini juga jadi persoalan. Ada kesan di masyarakat ini kalau mereka belum mendapatkan KTP-el karena Golkar. Jadi kami bersepakat, dalam rapat pleno internal, bakal menentukan disiplin organisasi secara ketat kepada mereka yang terilbat,” tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO