Ilustrasi TPS. [siara.com/ Ummi Hadyah Saleh]
Komisioner Badan Pengawas Pemilu Mochammad Afifuddin menyarankan desain Tempat Pemungutan Suara (TPS) harus ramah penyadang disabilitas.
Hal ini dikatakan Afifudin yang ikut memantau Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu Serentak 2019 yang diselenggarakan di TPS 6, Kawasan Masjid Agung Wali Songo, Kampung Kadumangu, RT.01 RW.02, Kelurahan Kadumangu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/9/2017).
"Dari desain TPS terutama (untuk) berkebutuhan khusus. Saya kebayang kalau kursi roda memang bisa, tapi agak susah (beloknya) apalagi kalau berderet. Dari mana mereka masuk dan keluar termasuk saat mereka milih. Ketika orang memilih masih ada orang diujung sana atau ditengah lewat kanan atau kiri berpotensi untuk melihat pilihan orang," ujar Afifudin di Babakan Madang, Kabupaten Bogot, Jawa Barat, Sabtu (30/9/2017).
Tak hanya itu, Afifudin juga menyoroti sempitnya TPS tersebut yang menjadi lokasi simulasi Pemilu serentak 2019.
"Dari desain TPS terutama (untuk) berkebutuhan khusus. Saya kebayang kalau kursi roda memang bisa, tapi agak susah (beloknya) apalagi kalau berderet. Dari mana mereka masuk dan keluar termasuk saat mereka milih. Ketika orang memilih masih ada orang diujung sana atau ditengah lewat kanan atau kiri berpotensi untuk melihat pilihan orang," ujar Afifudin di Babakan Madang, Kabupaten Bogot, Jawa Barat, Sabtu (30/9/2017).
Tak hanya itu, Afifudin juga menyoroti sempitnya TPS tersebut yang menjadi lokasi simulasi Pemilu serentak 2019.
"Kemudian pemilih yang antusias ini crowded kelihatannya termasuk saat daftar tunggu tadi agak crowded. Sekira memungkinkan TPS itu harus kita bikin agak luas ya tapi masalahnya tergantung di daerah tidak semua kita bangun ada nggak tempat yang seluas itu," kata dia.
Pihaknya juga menyarankan agar pembukaan TPS menunggu kelengkapan penyelenggara Pemilu termasuk Pengawas Pemilu.
"Saya kira ini perlu dipastikan apakah pengawas TPS apa sudah hadir atau tidak. Kami dari Bawaslu yang memaksa pasukan kami hadir sebelum pembukaan. Saya kira ini jadi praktek yang baik kita saling mengontrol anggota atau pengawas," tutur Afifudin.
Lebih lanjut, Afifudin juga menyarankan untuk menggunakan formulir C7 itu untuk daftar hadir memilih agar mempermudah dalam penghitungan suara.
"Kalau melihat rekomendasi dari RDP (Rapat Dengar Pendapat) kemarin salah satu usulan Bawaslu ketika proses pungut hitung adalah bagaimana C7 jadi dokumen publik dan ini membuat proses identifikasi pemilih agak lama tapi ini menyesuaikan yang hadir dengan kertas suara yang dipakai dan saya kira ini terobosan dari kami mengecek. Kalau kita lihat modus-modus yang dulu dimana orang bisa melakukan penggelembungan suara itu kadang DPT tidak ditempel sehingga orang tidak tahu pemilih berapa di TPS ini," tandasnya.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah