Suara.com - Persekusi militer Myanmar terhadap komunitas Rohingya masih terjadi. Bahkan, mereka tak segan-segan membunuh atau melukai bayi. Seperti yang terjadi pada Talisma Bezum, bayi berusia 8 bulan ini.
Talisma tampak menangis dan ketakutan dalam dekapan bundanya, Areta yang baru berusia 18 tahun. Putrinya itu masih meringis kesakitan lantaran kepala bagian atasnya terkelupas akibat granat tangan yang dilempar militer Myanmar saat desa mereka diserang.
"Aku takut putri kecilku tak lagi bisa bertahan dengan luka bakarnya ini. Aku mohon, berilah putriku pengobatan," tutur Areta di kamp pengungsian Rohingya di Bangladesh, seperti dilansir Mirror, Sabtu (30/9/2017).
Ia menuturkan, luka bakar akibat granat di kepala bayinya itu terjadi pada 8 hari silam sebelum ia berhasil melarikan diri ke Bangladesh.
Ketika itu, militer Myanmar tanpa pemberitahuan langsung memuntahkan peluru dari senapan di depan rumah Areta.
"Setelahnya, mereka menyiksa tetangga kami dan melemparkan granat di dekat rumahku. Pecahan granat itu melukai batok kepala putriku ini," tuturnya.
Tanpa berpikir panjang, Areta yang menggendong Talisma langsung melarikan diri.
"Putriku menangis sejadi-jadinya karena kesakitan. Aku dan para pengungsi lain mencoba mendiamkan tangisannya, karena takut didengar militer Myanmar," terangnya.
Beruntung, Areta dan bayinya diselamatkan oleh nelayan yang tengah membantu warga Rohingya menyeberangi Sungai Naf menuju daerah Bangladesh.
Baca Juga: Waspada! Beredar Nata De Coco Dicampur Pupuk Urea
"Kami berada di perahu nelayan itu selama 8 hari di bawah panas matahari dan hujan. Bayiku selama itu juga terus meringis kesakitan. Aku sangat ketakutan bayiku tak mampu bertahan dan meninggal. Aku ibunya, tapi aku tak tahu apa yang harus dilakukan," ungkapnya.
Namun, sesampainya di kamp pengungsian itu, derita Areta dan Talisma belum berakhir. Bayinya belum mendapat pengobatan memadai.
Sementara kamp pengungsian itu kekinian dihuni 200 ribu Rohingya. Padahal, tempat itu tak layak untuk kehidupan karena tak memunyai area sanitasi dan lainnya. Tak ayal, banyak pengungsi yang justru terjangkit beragam penyakit.
"Aku cuma berharap putriku terobati dan selamat. Biarlah aku, ibunya, meninggal di pengungsian ini," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Inikah Wajah Kompol Anggraini Diduga Jadi Orang Ketiga di Rumah Tangga Irjen Krishna Murti?