Suara.com - Kisah cinta terlarang mantan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Stig Traavik, dengan tiga perempuan Indonesia tak hanya membuat heboh warga Tanah Air.
Jalinan perselingkuhan Traavik yang sudah memunyai istri tersebut juga turut menggemparkan warga maupun pemerintah Norwegia.
Sebabnya, cerita asmara tabu Traavik dengan dua perempuan pebisnis dan satu perempuan aktivis di Indonesia itu diduga telah merugikan keuangan pemerintah Norwegia hingga Rp5,6 miliar.
Hikayat asmara berujung petaka ini berawal pada April 2012, ketika laki-laki berusia 46 tahun bernama lengkap Stig Ingemark Traavik ditunjuk pemerintahnya menjadi Dubes di Indonesia.
Traavik, seperti dilansir Newsinenglish, 20 Juni 2017, menjadi dubes setelah pemerintah Norwegia yang dikuasai Partai Buruh tertarik mendanai pelestarian hutan hujan tropis di Indonesia.
Ia lantas diminta "mengawal" program tersebut. Beberapa bulan kemudian, Traavik dan istrinya pindah ke Jakarta.
Setahun menjalani tugas, Traavik ternyata kepincut perempuan Indonesia. Berdasarkan laporan laman berita Norwegia, VG, Traavik mulai berselingkuh dengan seorang perempuan aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) sejak tahun 2013.
Jalinan cinta itu terjalin ketika perempuan tersebut berhasil mendapatkan dana bantuan sekitar 1,5 Juta Krona (USD 179 ribu) atau setara Rp2,4 miliar dari kedutaan Traavik.
Uang itu diberikan Traavik melalui jalur resmi untuk mendanai sejumlah proyek kebudayaan perempuan selingkuhannya.
Baca Juga: Juara Umum, Jokowi Terima Atlet Indonesia di ASEAN Paragames
Dana pemerintah Norwegia yang dipakai Traavik untuk diberikan kepada perempuan simpanannya, semakin bertambah pada April 2013. Ketika itu, selingkuhannya menerima 550 ribu Krona atau setara Rp931 juta.
Seiring percintaan mereka yang semakin memabukkan, perempuan yang tak disebut namanya itu kembali mengajukan proposal pendanaan untuk LSM-nya.
Kali ini, proposal itu diajukan sang wanita untuk proyek promosi penulis Norwegia di Indonesia, yang terkenal karena interpretasi ketat terhadap Islam.
Masih menurut laporan VG, proposal perempuan itu diteruskan ke kementerian di Oslo oleh sekretaris pertama kedutaan Norwegia di Indonesia pada Januari 2014.
Dalam proposal itu, perempuan itu atas nama LSM-nya meminta 1,1 juta Krona untuk mendanai proyek tersebut.
Proposal itu ternyata tak disetujui oleh kementerian di Oslo karena melebihi plafon anggaran yang disetujui pemerintah. Apalagi, pemerintahan Norwegia saat itu sudah tak lagi dikuasai Partai Buruh, melainkan Partai Konservatif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Kejagung Tetapkan Kajari Bangka Tengah Tersangka Korupsi Dana Umat Baznas
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?
-
Jalankan Instruksi Prabowo, Mendagri Tito Mulai Bangun Huntap Korban Bencana Sumatra
-
Mahfud MD Bongkar Borok Polri: Masuk Akpol Pakai Jatah, Mau Jadi Brigjen Mesti Bayar?
-
Jakarta 'Puasa' Kembang Api Tahun Baru 2026, Solidaritas Bencana Sumatra Jadi Alasan Utama
-
Polda Metro Gulung Jaringan Narkoba Jelang Tutup Tahun: 2054 Tersangka Diciduk, 387 Kg Barbuk Disita
-
Tanpa Kembang Api, Perayaan Tahun Baru 2026 di Jakarta Jadi Malam Galang Dana Bencana Sumatra
-
Bukan Lewat DPRD, Ini Resep Said Abdullah PDIP Agar Biaya Pilkada Langsung Jadi Murah