Suara.com - Kerajaan Arab Saudi dirikan lembaga baru yang bertugas memastikan hadis Nabi Muhammad SAW tidak digunakan untuk menjustifikasi tindakan kelompok radikal atau teroris.
Pendirian lembaga baru ini berdasarkan dekrit yang dikeluarkan pemimpin Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud, pada Selasa (18/10/2017).
"Lembaga ini akan menghilangkan hadis palsu yang bertentangan dengan ajaran Islam yang digunakan kelompok ekstremis untuk membenarkan kejahatan, pembunuhan, dan tindakan teroris," demikian dilaporkan Kantor Berita Arab Saudi (SPA), dikutip dari RT, Kamis (19/10/2017).
Lembaga ini akan didirikan di Madinah, beranggotakan para pakar Islam dari seluruh dunia.
Hadis merupakan perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman hidup bagi umat Muslim setelah Kitab Suci Al Quran.
Kelompok ekstremis seperti ISIS, kerap menggunakan hadis yang bertentangan dengan ajaran Al Quran dan hadis lainnya untuk membenarkan tindakan kekerasan yang mereka lakukan.
Kepala Universitas Islam Madinah, Dr. Hatem bin Hasan Al-Marzouqi, mengapresiasi pembentukan lembaga untuk mengecek keabsahan hadis.
Dia menekankan pentingnya menghilangkan ketidakmurnian dalam hadis, serta menghilangkan kata-kata distorsi yang menyudutkan Islam dan umat Muslim.
Langkah ini dinilai sebagai upaya Kerajaan Arab Saudi dengan paham Wahabi-nya untuk menjauhkan dari persepsi bahwa mereka mendukung terorisme.
Baca Juga: Sebelum Sidang, Ina Thomas Dandani Axel Matthew
Tuduhan ini muncul menyusul serangan 11 September 2001 terhadap Menara Kembar WTC di Amerika Serikat, dimana 15 dari 19 pembajak pesawat tersebut diketahui berkewarganegaraan Arab Saudi.
Dalam dokumen yang dibocorkan WikiLeaks, Departemen Luar Negeri AS menuduh Arab Saudi telah mendonorkan dana bagi kelompok teroris Sunni di seluruh dunia.
Arab Saudi telah lama menyebarkan paham Wahabi di seluruh dunia, melalui pendanaan di sekolah dan masjid.
Sebuah laporan tahun 2017 dari Pusat Tanggapan terhadap Radikalisasi dan Terorisme, menemukan bahwa, dalam 30 tahun terakhir, Kerajaan Arab Saudi telah menghabiskan 67 miliar poundsterling untuk mendanai penyebaran ajaran Wahabi di seluruh dunia.
Berita Terkait
-
EA Akui Risiko Penjualan Ratusan Triliun ke Arab Saudi, Pertahankan Kendali Kreatif
-
Panduan Ziarah di Arab Saudi: 4 Aturan Penting yang Wajib Diketahui Jamaah!
-
Gila! Arab Saudi Bakal Bangun Stadion di Atas Pencakar Langit untuk Piala Dunia 2034
-
Pesawat Haji Tak Lagi Terbang Kosong? Begini Rencana Ambisius Pemerintah...
-
Gelandang 14 Tahun Asal Cirebon Curi Perhatian di Amerika Serikat, Tertarik Bela Timnas Indonesia
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru