Kepadatan pemukiman penduduk terlihat dari ketinggian di salah satu kawasan di Jakarta, Rabu (28/9/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Konsep halal tourism kini sedang digandrungi di negara-negara Asia. Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno pun tertarik untuk mengembangkan konsep tersebut di Jakarta.
Tetapi, Sekretaris Komisi A DPRD Jakarta Syarif mengingatkan Sandiaga dan jajaran untuk mengkajinya terlebih dahulu dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
"Tapi harus dikaji secara matang. Hotel itu kan dibuat bukan sekedar menegakan syariah juga, tapi kan bisnis," ujar Syarif di gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).
Anggota Fraksi Gerindra tentu saja mendukung gagasan Sandiaga mengembangkan konsep syariah.
"Kalau untuk menegakkan hal yang berbau syariah sih kami setuju saja. Tapi tolong dikaji feasibility dalam konteks bisnis apa. Kalau yes, oke untuk bisnis jalan," kata Syarif.
"Ini gagasan bagai saya, ayo dikaji ulang. Harus melibatkan banyak stakeholder. Paling penting peraturannya mendukung nggak. Kalau nggak mendukung jangan diteruskan," Syarif menambahkan.
Syarif juga mendukung pemerintah jika ingin mengembangkan tempat hiburan bersyariah. Tetapi, tentunya harus dikaji dulu.
Sandiaga berharap hotel-hotel konvensional melakukan inovasi lewat konsep halal tourisme.
"MES juga ingin dorong timbulnya kegiatan ekonomi khususnya yang di UKM untuk mendorong hadirnya semangat baru untuk mengkonversi hotel-hotel yang sekarang beroperasi secara konvensional untuk melirik bagaimana kaidah-kaidah perhotelan syariah," kata Sandiaga.
Sandiaga menyebut Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang sudah mengembangkan konsep tersebut.
Di Jakarta sebenarnya sudah ada sebagian hotel yang menerapkan konsep syariah, di antaranya yang berada di Tebet dan Menteng.
"Beberapa yang sudah saya kunjungi langsung seperti Hotel Sofyan di Tebet maupun yang di Menteng, terus ada beberapa hotel yang ada di wilayah Jakarta Timur. Jadi kita justru ingin memastikan Jakarta gak ketinggalan," kata dia.
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Jakarta Reza Artha menjelaskan perbedaan hotel syariah dan hotel konvensional terletak pada operasional dan manajemen. Hotel syariah mengedepankan nilai-nilai Islam.
"Artinya hotel syariah adalah dalam operasionalnya mengetengahkan pola-pola atau aturan-aturan yang sesuai dengan syariah," kata Reza.
Tetapi, Sekretaris Komisi A DPRD Jakarta Syarif mengingatkan Sandiaga dan jajaran untuk mengkajinya terlebih dahulu dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
"Tapi harus dikaji secara matang. Hotel itu kan dibuat bukan sekedar menegakan syariah juga, tapi kan bisnis," ujar Syarif di gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).
Anggota Fraksi Gerindra tentu saja mendukung gagasan Sandiaga mengembangkan konsep syariah.
"Kalau untuk menegakkan hal yang berbau syariah sih kami setuju saja. Tapi tolong dikaji feasibility dalam konteks bisnis apa. Kalau yes, oke untuk bisnis jalan," kata Syarif.
"Ini gagasan bagai saya, ayo dikaji ulang. Harus melibatkan banyak stakeholder. Paling penting peraturannya mendukung nggak. Kalau nggak mendukung jangan diteruskan," Syarif menambahkan.
Syarif juga mendukung pemerintah jika ingin mengembangkan tempat hiburan bersyariah. Tetapi, tentunya harus dikaji dulu.
Sandiaga berharap hotel-hotel konvensional melakukan inovasi lewat konsep halal tourisme.
"MES juga ingin dorong timbulnya kegiatan ekonomi khususnya yang di UKM untuk mendorong hadirnya semangat baru untuk mengkonversi hotel-hotel yang sekarang beroperasi secara konvensional untuk melirik bagaimana kaidah-kaidah perhotelan syariah," kata Sandiaga.
Sandiaga menyebut Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang sudah mengembangkan konsep tersebut.
Di Jakarta sebenarnya sudah ada sebagian hotel yang menerapkan konsep syariah, di antaranya yang berada di Tebet dan Menteng.
"Beberapa yang sudah saya kunjungi langsung seperti Hotel Sofyan di Tebet maupun yang di Menteng, terus ada beberapa hotel yang ada di wilayah Jakarta Timur. Jadi kita justru ingin memastikan Jakarta gak ketinggalan," kata dia.
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Jakarta Reza Artha menjelaskan perbedaan hotel syariah dan hotel konvensional terletak pada operasional dan manajemen. Hotel syariah mengedepankan nilai-nilai Islam.
"Artinya hotel syariah adalah dalam operasionalnya mengetengahkan pola-pola atau aturan-aturan yang sesuai dengan syariah," kata Reza.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir