Suara.com - Mantan wakil presiden Argentina Amado Boudou ditangkap pada Jumat (3/11/2017) terkait tuduhan korupsi. Boudou merupakan wapres dan menteri perekonomian di bawah kepemimpinan mantan Presiden Argentina Cristina Fernandez.
Polisi menangkap Boudou dan satu orang lainnya yang diduga sebagai rekan Boudou, Jose Maria Nunez Carmona, di kawasan elite Buenos Aires atas dugaan melakukan pemerasan dan pencucian uang.
Stasiun televisi lokal memperlihatkan Boudou, dengan muka muram dan mengenakan kaus polos hitam, berdiri diapit dua petugas keamanan.
Pada beberapa foto lainnya yang diperlihatkan di televisi, Boudou, dalam keadaan tangan diborgol, berdiri di suatu tempat yang tampaknya merupakan kediamannya.
Kuasa hukum Boudou, Eduardo Duranona mengecam penangkapan kliennya dengan menyebutnya sebagai "kesewenang-wenangan."
"Kami tidak pernah mendapatkan masalah, dan dalam semalam, hanya dalam pekan ada keluhan kepada Majelis Hakim, perintah penahanan dikeluarkan," kata Eduardo Duranona, di televisi lokal.
Boudou, ahli ekonomi berusia 55 tahun, menghadapi tiga dakwaan "penumpukan kekayaan secara terlarang" pada 2009, yaitu tahun ketika ia dipromosikan dari kepala penatagunaan keamanan sosial Argentina menjadi menteri ekonomi di bawah Presiden Cristina.
Boudou menjadi wakil presiden pada 2011 ketika Cristina terpilih kembali sebagai presiden. Namun, Boudou kerap tak muncul di muka umum selama periode empat tahun itu sementara tuduhan bahwa ia melakukan korupsi terus meningkat.
Ia dan Carmona "membangun skema kejahatan mereka setidaknya sejak awal Agustus 2009, ketika Amado Boudou menjabat sebagai Menteri Perekonomian dan Keuangan, hingga Desember 2015 ketika jabatannya sebagai wakil presiden berakhir," menurut surat perintah penahanan.
Baca Juga: Kementerian PUPR Terima "Barang Mliik Negara (BMN) Awards 2016"
Sebelumnya, mantan menteri perencanaan di bawah presiden Cristina Fernandez, Julio De Vido, ditangkap pada 25 Oktober, hanya tiga hari setelah koalisi "Ayo Berubah" yang diusung presiden Argentina saat ini, Mauricio Macri, menyapu kemenangan dalam pemilihan Argentina.
Cristina sendiri sedang menghadapi tuduhan korupsi dari masa kepemimpinannya sebagai presiden selama delapan tahun. Namun, ia akan mendapat kekebalan dari penahanan setelah terpilih menjadi anggota Senat di bawah sistem pendaftaran Argentina kendati ia berada di posisi kedua di bawah Macri.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Jumat sore, partai "Kesatuan Warga Negara" pimpinan Cristina Fernandez menuding Macri memanfaatkan sistem peradilan untuk menghukum lawan-lawan politik dan membuat demokrasi Argentina rentan terhadap "risiko". [Antara]
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Pakar Hukum UGM Ingatkan KPK Soal Kasus ASDP: Pastikan Murni Fraud, Bukan Keputusan Bisnis
-
Polisi Jadi 'Beking' Korporasi Perusak Lingkungan, Masyarakat Sipil Desak Reformasi Mendesak
-
Respons Gus Yahya Usai Beredar SE Pencopotan dari Ketum PBNU: Dokumen Ilegal Beredar Lewat WA!
-
Miliki Kualitas Data yang Baik, Pemprov Jateng Raih Penghargaan dari Kemendukbangga
-
PBNU Memanas! Waketum Amin Said: Islah Satu-satunya Jalan, Tak Ada Forum Bisa Copot Gus Yahya
-
Usut Kasus Bupati Ponorogo, KPK Geledah Kantor Swasta di Surabaya
-
Ditempeli Stiker 'Keluarga Miskin', Mensos Sebut Banyak Warga Mengundurkan Diri dari Penerima Bansos
-
Tak Cukup Dipublikasikan, Laporan Investigasi Butuh Engagement Agar Berdampak
-
Surat Edaran Terbit, Sebut Gus Yahya Bukan Lagi Ketua Umum PBNU Mulai 26 November 2025
-
Program Prolanis Bantu Penderita Diabetes Tetap Termotivasi Jalani Hidup Lebih Sehat