Suara.com - Saad Hariri mengumumkan mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Libanon pada Sabtu (4/11/2017). Ia mundur karena tak mampu lagi menghadang pengaruh Iran di negerinya dan khawatir akan dihabisi seperti ayahnya, Rafiq Hariri yang dibunuh pada 2005 silam.
Berpidato dari Riyadh, Arab Saudi, Hariri mengejutkan para staf dan pemerintahannya di Libanon. Dengan pengunduran itu ia mengakhiri pemerintahan selama 11 bulan yang diwarnai dengan perpecahan di parlemen dan kegagalan ekonoi yang dipicu hutang serta korupsi.
Menurut The Guardian, lokasi dan momentum pengumuman itu menunjukkan bahwa pengunduran diri Hariri akan berpengaruh tidak hanya pada Libanon, tetapi juga pada masa depan kawasan Timur Tengah.
Arab Saudi, patron Hariri, adalah saingan utama Iran di Timur Tengah. Saudi saat ini yakin bahwa Iran dalam beberapa bulan mendatang akan memiliki pengaruh lebih besar di Timur Tengah dari era sebelumnya.
Di sisi lain, Amerika Serikat juga sedang giat menekan Iran. Ini terlihat dari dirilisnya ribuan dokumen terkait Osama bin Laden baru-baru ini, yang di dalamnya menunjukkan bahwa organisasi teroris Al Qaeda mendapat dukungan dari para pejabat Iran.
"Iran ingin menghancurkan dunia Arab dan mengaku memiliki kontrol atas keputusan di semua ibu kota negara-negara Arab. Hizbullah sering memaksakan kehendak di Libanon menggunakan kekuatan senjata dan intervensi mereka telah memicu sengketa antara kami dengan negara-negara sekutu kami di Arab," kata Hariri dalam pidatonya.
Usai pengumuman pengunduran diri Hariri itu, Menteri Urusan Teluk Saudi, Thamer al-Sabhan - yang dikenal sebagai salah satu pengkritik Iran paling keras, menulis di Twitter, "Tangan-tangan pengkhianat dan agresi akan dipotong."
Sebelum pengunduran diri Hariri, sejumlah pejabat senior AS dari pemerintahan Barack Obama, mengakui bahwa Washington dan Riyadh sudah memiliki rencana koordinasi jika terjadi konfrontasi militer antara Saudi dan Iran.
Pengumuman pada akhir pekan itu juga memicu ketegangan antara militer Israel dan Hizbullah, yang pernah terjebak dalam perang sengit di 2006.
Di AS sendiri ada nama Mike Pompeo, Direktur CIA pilihan Presiden Donald Trump, yang diyakini berada di balik pengungkapan dokumen-dokumen Bin Laden. Pompeo dikenal sebagai salah satu tokoh paling anti-Iran dalam pemerintahan Trump.
Pompeo dan para penasehat keamanan AS yakin bahwa Iran meraih banyak keuntungan di Timur Tengah beberapa waktu terakhir, terutama berkat keterlibatannya dalam memerangi kelompok teror ISIS dan karena jasanya menolong rezim Bashar al Assad di Suriah.
Sementara itu para komandan militer dan pejabat intelijen di Timur Tengah mengungkapkan bahwa Iran tengah membangun sebuah koridor darat, yang akan menghubungkan negerinya dengan Laut Mediterania melalui wilayah Irak dan Suriah. Koridor itu diprediksi rampung dalam dua bulan mendatang.
Hariri, yang sudah beberapa kali bertemu dengan Putera Mahkota Pangeran Mohammad bin Salman pekan ini, memang sangat akrab dengan Saudi. Setelah meninggalkan Libanon untuk mengasingkan diri pada 2011, ia menetap di Saudi.
Dalam pengasingan di Saudi ia pernah mengatakan bahwa dia lolos dari upaya pembunuhan di Libanon. Nasibnya lebih beruntung dari ayahnya, Rafiq, yang tewas dibom pada hari Valentine 2005 lalu. Lima anggota Hizbullah diyakini sebagai pelaku pembunuhan Rafiq dan kini sedang diadili secara in absentia di Den Haag, Belanda.
Hariri sendiri pulang ke Libanon Desember 2016 lalu untuk memimpin pemerintahan, setelah hubungannya dengan Riyadh memburuk. Hariri selalu berada di bawah tekanan Saudi, yang menuntutnya menemukan cara untuk melemahkan kekuatan Hizbullah, organisasi sekaligus milisi yang mengendalikan hampir semua instrumen pemerintahan Libanon.
Hariri juga terpaksa pulang tahun lalu karena peruntungannya di Saudi juga sedang kurang baik, setelah perusahaan konstruksinya, Saudi Oger, tak mampu membayar utang kepada kerajaan tersebut.
Adapun militer Libanon mengaku tak mengetahui adanya rencana pembunuhan terhadap Hariri.
Berita Terkait
-
Eksplorasi 'Ladang Hijau' Irak Dibuka: Kesempatan Emas bagi Pertamina di Sektor Hulu Migas
-
Bruno Fernandes Akui Sakit Hati dengan Sikap Manchester United, Kasih Isyarat Bisa Saja Hengkang
-
Gaji Rp15 M Per Pekan Ditolak Mentah-mentah, Bruno Fernandes Pilih Setia di MU
-
FIFA Cuek Bebek Soal Pride Match, Iran dan Mesir Bakal Boikot Piala Dunia 2026?
-
Putra Mahkota Arab Saudi Siapkan Tawaran Fantastis Rp195 T Akuisisi Raksasa Eropa
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur