Suasana pedagang kaki lima (PKL) berjualan di sepanjang trotoar di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (15/5).
Baca 10 detik
"Trotoar yang mana sih yang disewain? Jangan katanya-katanya. Harus ada investigasi," kata Abraham Lunggana (Lulung) di Jakarta, Rabu (15/11/2017).
Ucapan Wakil Ketua DPRD Jakarta dari PPP itu menjawab pertanyaan soal dugaan sebagian trotoar di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, disewakan untuk PKL. Itu sebabnya, PKL bisa leluasa memakai jalur untuk pejalan kaki.
Lulung mengatakan sudah menginvestigasi dan memang tidak ditemukan orang yang menyewakan trotoar.
"Saya sudah investigasi kemarin, yang saya bilang sama polisi tuh, nggak ada tuh sewa-menyewa, masa itu (lapak) disewain. Bodoh amat orang yang mau sewa itu," kata Lulung.
Lebih jauh, Lulung mengatakan memang ada sewa menyewa di Tanah Abang, tapi bukan trotoar.
Lulung mengatakan semua orang yang mau berdagang di sekitar Tanah Abang pasti lapor ke pengurus RT atau RW.
"Misalkan pedagang (baru) datang, mencari tempat dong, datang ke tempat itu pasti ke wilayah RW. Nah mereka datang ya dibantuinlah, ayo dagang di situ. Nggak mungkin kalau di trotoar, nekat namanya itu," kata dia.
Lulung memiliki lahan pribadi di area Tanah Abang. Area itu dikelola anak Lulung dan anggota Pemuda Panca Marga.
"Nah di situ dikelola oleh temen-temen di situ, supaya pedagang ini pada kagak ke trotoar. Tapi saking penuhnya itu nggak muat. Akhirnya dikelola oleh masing-masing pedagang sendiri ke kelompok-kelompok pedagang," katanya.
"Kalau yang punya saya ini kan PPM, ini kan tanah kosong, itu dikelola oleh PT-nya anak saya," kata Lulung.
"Kalau di trotoar itu ada sewa menyewa itu namanya bodoh (yang nyewa), ketahuan datang trantib setiap hari," Lulung menambahkan.
Dicari Sandiaga
Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno sedang mencari tahu informasi mengenai sebagian trotoar di Pasar Tanah Abang disewakan kepada PKL.
"Informasi yang disampaikan itu sedang diklarifikasi oleh Pak Irwandi (Kepala Dinas UMKM). Tetapi kami tidak mengutip sama sekali, Pemprov itu menata," kata Sandiaga di acara Civil Engineering National Summit Universitas Indonesia ke-15 di Hotel Bidakara, Jakarta.
Dia menegaskan pemprov tidak minta pernah mengizinkan PKL berjualan di trotoar, apalagi menyewakan. Sebab, ada aturan perundangan tentang retribusi yang menjadi koridor pemerintah daerah.
Sandiaga menegaskan bila ada yang meminta pungutan dari pedagang di trotoar itu ilegal dan harus ditertibkan.
Sandi mengimbau kepada pedagang agar mematuhi aturan dan tidak memberikan uang kepada pihak yang menarik pungutan tersebut. Sebab, uang itu termasuk pungutan liar.
Dia menambahkan konsep penataan kawasan Pasar Tanah Abang ke depan adalah merespons permasalahan yang terjadi antara pejalan kaki dan PKL yang berjualan di trotoar.
"Itu yang akan menjadi konsep penataan ke depan, bagaimana pejalan kaki dimuliakan. PKL yang cari makan dan nafkah diberikan ruang, tempatnya nanti akan kami umumkan begitu pak gubernur memberikan persetujuan," kata dia.
"Konsepnya holistik, tapi memang ada fokus untuk jangka pendek dulu seperti apa, jangka menengah dengan Sky Bridge, jangka panjangnya dengan konsep TOD,” Sandiaga menambahkan.
Ucapan Wakil Ketua DPRD Jakarta dari PPP itu menjawab pertanyaan soal dugaan sebagian trotoar di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, disewakan untuk PKL. Itu sebabnya, PKL bisa leluasa memakai jalur untuk pejalan kaki.
Lulung mengatakan sudah menginvestigasi dan memang tidak ditemukan orang yang menyewakan trotoar.
"Saya sudah investigasi kemarin, yang saya bilang sama polisi tuh, nggak ada tuh sewa-menyewa, masa itu (lapak) disewain. Bodoh amat orang yang mau sewa itu," kata Lulung.
Lebih jauh, Lulung mengatakan memang ada sewa menyewa di Tanah Abang, tapi bukan trotoar.
Lulung mengatakan semua orang yang mau berdagang di sekitar Tanah Abang pasti lapor ke pengurus RT atau RW.
"Misalkan pedagang (baru) datang, mencari tempat dong, datang ke tempat itu pasti ke wilayah RW. Nah mereka datang ya dibantuinlah, ayo dagang di situ. Nggak mungkin kalau di trotoar, nekat namanya itu," kata dia.
Lulung memiliki lahan pribadi di area Tanah Abang. Area itu dikelola anak Lulung dan anggota Pemuda Panca Marga.
"Nah di situ dikelola oleh temen-temen di situ, supaya pedagang ini pada kagak ke trotoar. Tapi saking penuhnya itu nggak muat. Akhirnya dikelola oleh masing-masing pedagang sendiri ke kelompok-kelompok pedagang," katanya.
"Kalau yang punya saya ini kan PPM, ini kan tanah kosong, itu dikelola oleh PT-nya anak saya," kata Lulung.
"Kalau di trotoar itu ada sewa menyewa itu namanya bodoh (yang nyewa), ketahuan datang trantib setiap hari," Lulung menambahkan.
Dicari Sandiaga
Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno sedang mencari tahu informasi mengenai sebagian trotoar di Pasar Tanah Abang disewakan kepada PKL.
"Informasi yang disampaikan itu sedang diklarifikasi oleh Pak Irwandi (Kepala Dinas UMKM). Tetapi kami tidak mengutip sama sekali, Pemprov itu menata," kata Sandiaga di acara Civil Engineering National Summit Universitas Indonesia ke-15 di Hotel Bidakara, Jakarta.
Dia menegaskan pemprov tidak minta pernah mengizinkan PKL berjualan di trotoar, apalagi menyewakan. Sebab, ada aturan perundangan tentang retribusi yang menjadi koridor pemerintah daerah.
Sandiaga menegaskan bila ada yang meminta pungutan dari pedagang di trotoar itu ilegal dan harus ditertibkan.
Sandi mengimbau kepada pedagang agar mematuhi aturan dan tidak memberikan uang kepada pihak yang menarik pungutan tersebut. Sebab, uang itu termasuk pungutan liar.
Dia menambahkan konsep penataan kawasan Pasar Tanah Abang ke depan adalah merespons permasalahan yang terjadi antara pejalan kaki dan PKL yang berjualan di trotoar.
"Itu yang akan menjadi konsep penataan ke depan, bagaimana pejalan kaki dimuliakan. PKL yang cari makan dan nafkah diberikan ruang, tempatnya nanti akan kami umumkan begitu pak gubernur memberikan persetujuan," kata dia.
"Konsepnya holistik, tapi memang ada fokus untuk jangka pendek dulu seperti apa, jangka menengah dengan Sky Bridge, jangka panjangnya dengan konsep TOD,” Sandiaga menambahkan.
Komentar
Berita Terkait
-
Berburu Pakaian untuk Lebaran di Pasar Tanah Abang
-
Viral Pasar Tanah Abang Diklaim Makin Sepi Pengunjung, Gegara Parkir Liar dan Premanisme?
-
Kurma Laris Manis di Pasar Tanah Abang, Harga Mulai Rp40.000/kg
-
Pasar Tanah Abang 'Berubah' Jadi Masjid, Umat Islam Melaksanakan Salat Jumat
-
Pasar Tanah Abang Tutup Jam Berapa? Ini Informasi Lengkap Operasional dan Produk yang Dijual
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO