Ilustrasi gedung DPR dan MPR [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Lucius Karus mengatakan DPR tak usah menggubris permintaan tersangka Setya Novanto agar tak diganti dari posisi ketua DPR.
"Sebagai ketua DPR, keinginan Novanto untuk tidak ingin diganti jelas bukan permintaan yang patut untuk dipertimbangkan. Permintaan itu tidak relevan dengan eksistensi DPR sebagai lembaga tinggi negara yang sekaligus menjadi pusat mandat rakyat berkumpul untuk turut serta dalam perjalanan bangsa," kata Lucius Karus, Rabu (22/11/2017).
Lucius menekankan kehormatan lembaga legislatif sebagai tempat bekerja wakil rakyat harus dijaga.
"DPR adalah milik seluruh rakyat, dan karena milik seluruh rakyat, maka kekuasaan anggota dan bahkan hingga pimpinan DPR adalah kekuasaan yang sepenuhnya bergantung pada keinginan rakyat, bukan keinginan seorang Ketua DPR, apalagi seorang ketua sekaligus tahanan kasus dugaan korupsi," katanya.
Lucius berharap DPR jangan terpengaruh dengan permintaan Novanto. DPR, kata dia, harus tetap menjaga kepercayaan publik.
"Ketika kepercayaan sudah hilang, maka tak ada alasan bagi Setnov untuk menuntut jabatannya agar tidak diganti. Memangnya atas dasar apa orang mau menghormatinya sebagai pemimpin jika kepercayaan sebagai satu-satunya alasan bahkan sudah dia renggut dengan perilakunya sendiri," kata Lucius.
Menurut Lucius Mahkamah Kehormatan Dewan harus menyikapi dengan tegas karena Novanto sekarang sudah ditahan KPK.
"Jadi MKD terus saja dengan proses yang sudah dimulai dan berharap secepatnya memutuskan pemberhentian Setnov dari jabatan Ketua DPR. Itu merupakan bagian dari sumbangan DPR untuk memastikan kehormatan lembaga terus terjaga. Dan kehormatan lembaga itu tak semestinya digadaikan kepada permintaan seorang yang diduga menciderai kehormatan lembaga tersebut," kata Lucius.
Demikian juga dengan Golkar, menurut Lucius partai ini harus menjaga kepercayaan masyarakat.
"Dan kerja partai Golkar sangat bertautan dengan kepercayaan warga atau publik yang menjadi kader maupun simpatisan partai. Oleh karena itu saya kira tanpa mengurangi rasa hormat kita pada AD/ART Partai, proses penggantian Ketua Umum sesungguhnya menjadi sebuah keniscayaan," katanya.
"Sebagai ketua DPR, keinginan Novanto untuk tidak ingin diganti jelas bukan permintaan yang patut untuk dipertimbangkan. Permintaan itu tidak relevan dengan eksistensi DPR sebagai lembaga tinggi negara yang sekaligus menjadi pusat mandat rakyat berkumpul untuk turut serta dalam perjalanan bangsa," kata Lucius Karus, Rabu (22/11/2017).
Lucius menekankan kehormatan lembaga legislatif sebagai tempat bekerja wakil rakyat harus dijaga.
"DPR adalah milik seluruh rakyat, dan karena milik seluruh rakyat, maka kekuasaan anggota dan bahkan hingga pimpinan DPR adalah kekuasaan yang sepenuhnya bergantung pada keinginan rakyat, bukan keinginan seorang Ketua DPR, apalagi seorang ketua sekaligus tahanan kasus dugaan korupsi," katanya.
Lucius berharap DPR jangan terpengaruh dengan permintaan Novanto. DPR, kata dia, harus tetap menjaga kepercayaan publik.
"Ketika kepercayaan sudah hilang, maka tak ada alasan bagi Setnov untuk menuntut jabatannya agar tidak diganti. Memangnya atas dasar apa orang mau menghormatinya sebagai pemimpin jika kepercayaan sebagai satu-satunya alasan bahkan sudah dia renggut dengan perilakunya sendiri," kata Lucius.
Menurut Lucius Mahkamah Kehormatan Dewan harus menyikapi dengan tegas karena Novanto sekarang sudah ditahan KPK.
"Jadi MKD terus saja dengan proses yang sudah dimulai dan berharap secepatnya memutuskan pemberhentian Setnov dari jabatan Ketua DPR. Itu merupakan bagian dari sumbangan DPR untuk memastikan kehormatan lembaga terus terjaga. Dan kehormatan lembaga itu tak semestinya digadaikan kepada permintaan seorang yang diduga menciderai kehormatan lembaga tersebut," kata Lucius.
Demikian juga dengan Golkar, menurut Lucius partai ini harus menjaga kepercayaan masyarakat.
"Dan kerja partai Golkar sangat bertautan dengan kepercayaan warga atau publik yang menjadi kader maupun simpatisan partai. Oleh karena itu saya kira tanpa mengurangi rasa hormat kita pada AD/ART Partai, proses penggantian Ketua Umum sesungguhnya menjadi sebuah keniscayaan," katanya.
Komentar
Berita Terkait
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Perubahan Skema Pupuk Subsidi Dinilai Dorong Transparansi
-
Komisi X DPR Respons Kabar 700 Ribu Anak Papua Tak Sekolah: Masalah Serius, Tapi Perlu Cross Check
-
DPR Apresiasi Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat, Negara Diminta Buka Tabir Kebenaran
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, DPR Beri Catatan: Harus Dipastikan Agar Tak Jadi Malapetaka
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka