Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak bertemu dengan Plt. Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham di Jakarta, Rabu (22/11).
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto kecewa dengan Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak yang tak menyelesaikan tugas demi maju menjadi calon wakil gubernur Jawa Timur berpasangan dengan calon gubernur Khofifah Indar Parawansa.
"Awalnya kami mendorong saudara Emil Dardak berharap bahwa masyarakat yang begitu mendambakan pemimpin perubahan, pemimpin yang punya latar belakang pendidikan yang sebenarnya cukup tinggi untuk mampu mengatasi persoalan di Trenggalek yang terisolir sehingga memerlukan pemimpin perubahan," kata Hasto di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (23/11/2017).
Emil memutuskan maju ke bursa calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur duet dengan Khofifah dengan diusung Golkar dan Demokrat.
Hasto menekankan sikap Emil Dardak berseberangan dengan instrukti PDI Perjuangan yang menginginkan dia tetap memimpin Trenggalek.
"Tetapi baru berjalan dua tahun yang bersangkutan (Emil) mungkin karena pendidikan barat di mana aspek - aspek individualisme, loncatan karir hal yang biasa. Tetapi bagi PDI Perjuangan untuk menjadi Bupati menjadi gubernur paling tidak sekurang-kurangnya menyelesaikan satu tahap satu periode dulu sehingga komitmen rakyat tidak dikorbankan," ujar Hasto.
"Itu harusnya komitmen rakyat untuk membangun daerahnya harus dapat diwujudkan, sebelum melakukan loncatan karir politik itu hanya dilakukan melalui kehendak rakyat," Hasto menambahkan.
Hasto membandingkan Emil dengan mantan Joko Widodo yang menyelesaikan tugas sebagai wali kota Solo sebelum maju menjadi gubernur Jakarta.
"Ketika Pak Jokowi menjadi wali kota beliau menyelesaikan lebih dari satu periode (wali kota Solo) dan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan Jokowi yang merakyat mendorong beliau di gubernur dari gubernur karena pengalaman sebelumnya sebagai wali kota dan mampu membawa perubahan secara cepat di Jakarta, karena rakyat menghendaki itu. Karena semua dengan kepemimpinan yang berjenjang," ujar Hasto.
"Dan Ibu Megawati sendiri pun telah menunjukkan rakyat menghendaki pak Jokowi menjadi calon presiden. Beliau (Megawati) sebagai tokoh yang mendeklarasikan yang pertama dan kemudian partai mencatat tradisi kepemimpinan (Jokowi) yang sangat baik," Hasto menambahkan.
PDI Perjuangan ingin kadernya menjadi pemimpin yang mampu menyelesaikan tugas sampai periode terakhir. Tetapi berbeda kalau kemudian dikehendaki masyarakat untuk maju ke jenjang yang lebih tinggi, PDI Perjuangan baru akan mempertimbangkan.
"PDI Perjuangan bukan punya tradisi loncat - loncat seperti itu. Tetapi setiap jenjang jabatan untuk memerlukan dukungan mentalitas, dukungan pengalaman, dan dukungan kedewasaan dalam politik," ujar Hasto.
"Awalnya kami mendorong saudara Emil Dardak berharap bahwa masyarakat yang begitu mendambakan pemimpin perubahan, pemimpin yang punya latar belakang pendidikan yang sebenarnya cukup tinggi untuk mampu mengatasi persoalan di Trenggalek yang terisolir sehingga memerlukan pemimpin perubahan," kata Hasto di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (23/11/2017).
Emil memutuskan maju ke bursa calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur duet dengan Khofifah dengan diusung Golkar dan Demokrat.
Hasto menekankan sikap Emil Dardak berseberangan dengan instrukti PDI Perjuangan yang menginginkan dia tetap memimpin Trenggalek.
"Tetapi baru berjalan dua tahun yang bersangkutan (Emil) mungkin karena pendidikan barat di mana aspek - aspek individualisme, loncatan karir hal yang biasa. Tetapi bagi PDI Perjuangan untuk menjadi Bupati menjadi gubernur paling tidak sekurang-kurangnya menyelesaikan satu tahap satu periode dulu sehingga komitmen rakyat tidak dikorbankan," ujar Hasto.
"Itu harusnya komitmen rakyat untuk membangun daerahnya harus dapat diwujudkan, sebelum melakukan loncatan karir politik itu hanya dilakukan melalui kehendak rakyat," Hasto menambahkan.
Hasto membandingkan Emil dengan mantan Joko Widodo yang menyelesaikan tugas sebagai wali kota Solo sebelum maju menjadi gubernur Jakarta.
"Ketika Pak Jokowi menjadi wali kota beliau menyelesaikan lebih dari satu periode (wali kota Solo) dan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan Jokowi yang merakyat mendorong beliau di gubernur dari gubernur karena pengalaman sebelumnya sebagai wali kota dan mampu membawa perubahan secara cepat di Jakarta, karena rakyat menghendaki itu. Karena semua dengan kepemimpinan yang berjenjang," ujar Hasto.
"Dan Ibu Megawati sendiri pun telah menunjukkan rakyat menghendaki pak Jokowi menjadi calon presiden. Beliau (Megawati) sebagai tokoh yang mendeklarasikan yang pertama dan kemudian partai mencatat tradisi kepemimpinan (Jokowi) yang sangat baik," Hasto menambahkan.
PDI Perjuangan ingin kadernya menjadi pemimpin yang mampu menyelesaikan tugas sampai periode terakhir. Tetapi berbeda kalau kemudian dikehendaki masyarakat untuk maju ke jenjang yang lebih tinggi, PDI Perjuangan baru akan mempertimbangkan.
"PDI Perjuangan bukan punya tradisi loncat - loncat seperti itu. Tetapi setiap jenjang jabatan untuk memerlukan dukungan mentalitas, dukungan pengalaman, dan dukungan kedewasaan dalam politik," ujar Hasto.
Komentar
Berita Terkait
-
Tak Marah, Emil Dardak Peluk dan Nasihati Terduga Pelaku Pembakaran Grahadi yang Masih di Bawah Umur
-
Arumi Bachsin Pastikan Keluarga Aman Usai Gedung Grahadi Surabaya Dibakar Massa
-
Viral! Kantor Wagub Jatim Dibakar dan Dijarah? Khofifah Ungkap Fakta Sebenarnya
-
Arumi Bachsin Beri Kabar Terkini Usai Ruang Kerja Emil Dardak Dibakar Massa
-
CEK FAKTA: Benarkah Rumah Dinas Wagub Jatim Emil Dardak Dibakar dan Dijarah Massa?
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
Terkini
-
DPR Resmi Hentikan Tunjangan Rumah dan Moratorium Kunjungan Luar Negeri, Ini Kata Golkar
-
Kekayaan Riza Chalid Dari Mana? Tak Cuma Minyak, Ada Minuman hingga Kelapa Sawit
-
Siapa Pemilik PT Gudang Garam? Perusahaan Rokok yang Viral Dikabarkan PHK Massal!
-
Israel Serang Gaza, Hampir 70 Warga Palestina Tewas dalam Sehari
-
Saldo DANA Kaget Gratis Rp 249 Ribu Untuk Jajan Akhir Pekan
-
Kisah Pilu Napi di Lapas Kediri: Disodomi Tahanan Lain hingga Dipaksa Makan Isi Staples!
-
Pakistan Berduka: Korban Banjir Melonjak Drastis
-
YLKI Desak Penyelesaian Masalah Stok dan Harga Beras di Pasaran
-
Eks Stafsus Jokowi Wafat: Ini Sepak Terjang hingga Karier Politik Arif Budimanta
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas