Suara.com - Pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia yang bertahta di Vatikan, Paus Fransiskus, menolak keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sri Paus menegaskan, Vatikan dan seluruh umat Katolik di berbagai negara tetap mendukung status quo Yerusalem sesuai resolusi PBB.
"Aku tak lagi bisa diam tentang keprihatinan mendalam tentang situasi beberapa hari terakhir," kata Paus Fransiskus seperti dilansir New York Times, Rabu (6/12/2017).
"Pada waktu yang bersamaan, aku berharap semua orang berkomitmen untuk menghormati status quo Yerusalem, seperti resolusi PBB," tuturnya.
"Yerusalem adalah kota yang unik," tukasnya. "Kota itu suci bagi umat Yahudi, Kristen, dan Muslim. Kota yang menjadi lokasi tempat-tempat suci bagi banyak agama. Ini adalah panggilan khusus untuk perdamaian," terangnya.
Tanpa menyebut nama Trump, Sri Paus meminta semua pihak harus berhati-hati dalam mengambil keputusan agar tak menodai tanah suci (Yerusalem) berada dalam konflik.
"Aku berdoa kepada Tuhan agar identitas semacam itu (status quo Yerusalem) dipertahankan dan diperkuat untuk kepentingan Tanah Suci, Timur Tengah dan seluruh dunia, dan bahwa kebijaksanaan dan kehati-hatian diharuskan untuk menghindari penambahan ketegangan situasi. Dunia sudah terguncang dan diliputi oleh banyak konflik yang kejam."
Sebelumnya diberitakan, Presiden Trump akhirnya mengumumkan secara resmi telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Rabu malam waktu setempat.
Trump juga telah memberikan arahan kepada Departemen Luar Negeri AS untuk memulai persiapan pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem, kota yang diklaim oleh warga Israel dan Palestina. Langkah ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa tahun.
Baca Juga: Melongok Kemewahan Hotel Termahal di Dunia
"Kupikir (keputusan) ini sudah lama terlambat. Banyak presiden yang ingin melakukan sesuatu dan mereka tidak melakukannya. Pengumuman ini menandai dimulainya sebuah pendekatan baru untuk konflik antara Israel dan Palestina," kata Trump.
"Tentu akan ada pertentangan dan perbedaan pendapat mengenai pengumuman ini—namun kami yakin pada akhirnya, saat kami mengatasi pertentangan ini, akan ada pemahaman dan kerja sama yang lebih baik," terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
Terkini
-
KPK Kumpulkan Bukti Kasus Pemerasan TKA, Cak Imin hingga Ida Fauziyah Berpotensi Diperiksa
-
Sebelum Cecar Gubernur Kalbar Soal Kasus Mempawah, KPK Analisis Barang Bukti Hasil Penggeledahan
-
Cak Imin Dorong Sekolah Umum Terapkan Pola Pendidikan Sekolah Rakyat: Ini Alasannya!
-
Warga Manggarai Tak Sabar Tunggu Proyek LRT Fase 1B Rampung, Macet Dianggap Sementara
-
Lewat Sirukim, Pramono Sediakan Hunian Layak di Jakarta
-
SAS Institute Minta Program MBG Terus Dijalankan Meski Tuai Kontroversi: Ini Misi Peradaban!
-
Dua Kakek Kembar di Bekasi Lecehkan Difabel, Aksinya Terekam Kamera
-
Jadwal SIM Keliling di 5 Wilayah Jakarta Hari Ini: Lokasi, Syarat dan Biaya
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan