Suara.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjelasakan nilai-nilai yang menjadi indikator keberhasilan Pilkada serentak 2018. Indikator pertama yaitu mengenai presentase warga yang menyalurkan suaranya dalam pemilihan Kepala Daerah.
"Di Amerika dan Singapura, itu kan tingkatnya di bawah 50 persen. Nah kita sudah cukup bagus, 74 persen kemarin. Target kami itu, 78 persen tahun ini," kata Tjahjo di Hotel Acacia, Jakara Pusat, Kamis (20/12/ 2017).
Indikator kedua adalah hilangnya praktek politik uang. Sebab itu, ia meminta agar setiap pelaku yang melakukan prakter beli suara atau politik uang ditindak tegas supaya memberikan efek jera.
"Harus tegas. Kalau ada paslon yang ketangkap, ya harus diproses. Kalau terbukti, harus didiskualifikasi," ujar Tjahjo.
Indikator kesuksesan selanjutnya yaitu adanya praktek kampanye sehat. Ia mencontohkan, setiap pasangan calon lebih menonjolkan program yang akan direalisasikan daripada hal-hal yang tak substantif.
"Marilah calon kepala daerah adu program, konsep, gagasan, untuk kesejahteraan masyarakat dan daerah. Mari, jangan kampanye SARA, fitnah, dan kebencian," tutur Tjahjo.
Tjahjo juga mengingatkan supaya setiap kandidat tidak melakukan kampanye bersifat SARA. Sebab akan ditindak secara tegas oleh pihak kepolisian.
"Makanya, Divisi Siber Mabes Polri ini sudah cukup canggih. Mau dia ganti nomor sekian ribu, pun dia bisa ketangkap. Satu jam selesai kok, bisa," kata Tjahjo.
Untuk diketahui, Tahun 2018 yang akan datang Indonesia menggelar Pilkada serenta di 171 Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Baca Juga: Pidato di Atas Tank, Hadi Perintahkan Marinir Netral pada Pilkada
Berita Terkait
-
Darmin Tegaskan Tak Ada Ancaman Ekonomi di Tahun Politik 2018
-
Masuk Tahun Politik, Jokowi Minta Pengusaha Jangan Wait and See
-
Tepat Saat Maulid Nabi, Bima Arya Resmi Maju Pilwakot Bogor 2018
-
Jelang Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, Komisi II Tekankan 6 Poin
-
Khofifah Maju di Pilgub Jatim, DPR: Etikanya Harus Mundur
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'