Suara.com - Presiden Guatemala, Jimmy Morales, pada Minggu (24/12/2017) mengatakan bahwa dia telah memberikan instruksi untuk memindahkan kedutaannya di Israel ke Yerusalem. Ini dilakukan beberapa hari setelah pemerintahnya mendukung Amerika Serikat (AS) mengenai status kota tersebut.
Dalam sebuah postingan singkat di akun Facebook resminya, Morales mengatakan bahwa dia memutuskan memindahkan kedutaannya tersebut dari Tel Aviv setelah berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Minggu.
Awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, yang membalikkan kebijakan AS selama beberapa dekade. Keputusan tersebut membuat kemarahan dunia Arab, juga sejumlah sekutu Barat.
Status Yerusalem merupakan salah satu halangan paling sulit untuk mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota mereka. Masyarakat internasional sendiri tidak mengakui kedaulatan Israel atas seluruh kota tersebut, yang merupakan tempat suci bagi umat Islam, Yahudi dan Kristen.
Pada Kamis (21/12) lalu, sebanyak 128 negara menentang Trump dengan mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang bersifat tidak mengikat, yang meminta AS untuk menarik pengakuannya terhadap Yerusalem.
Guatemala dan negara tetangganya, Honduras, adalah dua dari hanya segelintir negara yang bergabung dengan AS dan Israel dalam memberikan suara untuk menentang resolusi PBB tersebut.
AS dikenal merupakan sumber bantuan penting bagi Guatemala dan Honduras. Sementara itu, Trump juga telah mengancam akan memotong bantuan keuangan ke negara-negara yang mendukung resolusi PBB.
Morales, mantan komedian televisi yang memiliki basis dukungan konservatif Kristen, pada awal tahun ini terlibat dalam perselisihan sengit dengan PBB, ketika sebuah badan anti-korupsi yang didukung PBB di Guatemala mencoba untuk memakzulkan dirinya.
Meskipun Morales akhirnya bisa menghindari pemakzulan, dia gagal dalam usaha mengusir kepala badan tersebut yakni Komisi Internasional Melawan Impunitas di Guatemala, setelah mendapat kritik dari PBB, AS dan Uni Eropa. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Jelang HUT ke-11, Kaesang Sebut PSI Masuki Era Baru dan Siapkan Strategi AI untuk Pemilu 2029
-
Kebakaran Hebat di Palmerah Hanguskan 50 Rumah, 350 Warga Mengungsi
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti