Suara.com - Amerika Serikat (AS) benar-benar memotong dana bantuan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setelah kalah dalam sidang istimewa majelis umum lembaga tersebut mengenai status Yerusalem, Kamis (21/12) pekan lalu.
Negeri ‘Paklik Sam’ itu, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (25/12/2017), memutuskan bakal memotong USD285 juta atau setara Rp3,8 triliun untuk tahun fiskal mendatang.
"Inefisiensi dan overspending di PBB sudah terkenal. Kami tidak lagi akan membiarkan kemurahan hati rakyat Amerika dimanfaatkan atau [dana itu] tetap tidak terkendali," kata Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dalam sebuah pernyataan.
"Pengurangan pengeluaran yang cukup historis ini—selain banyak langkah lain menuju PBB yang lebih efisien dan akuntabel lainnya—merupakan langkah besar ke arah yang benar," dia menambahkan.
Pengumuman tersebut diumumkan sesaat setelah negara-negara anggota PBB memilih untuk menentang keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang tersebut bertemu pekan lalu untuk sebuah sesi khusus darurat yang cukup langka untuk membahas keputusan Trump.
Tidak seperti di Dewan Keamanan, di Majelis Umum, Amerika Serikat tidak memiliki hak veto.
Sebanyak 128 anggota memilih resolusi tersebut. Sementara 9 negara menolaknya atau mendukung deklarasi Trump, dan 35 negara lain abstain.
Baca Juga: 10 Pertanyaan Menyebalkan Saat Rayakan Tahun Baru Bareng Keluarga
Sementara sebanyak 21 negara memilih untuk tidak memberikan suara.
Sebagai tanggapan atas kekalahnnya, Trump mengancam anggota PBB bahwa dia akan menahan miliaran dolar bantuan ke negara-negara yang memilih untuk mendukung resolusi yang menentang keputusan AS.
"Mereka mengambil ratusan juta dolar dan bahkan miliaran dolar, dan kemudian mereka memberikan suara menentang kita Baik kita melihat suara itu. Biarkan mereka memberikan suara melawan kita. Kita akan menghemat banyak Kita tidak peduli,” kata Trump.
Haley juga mengancam anggota PBB mengenai pemungutan suara tersebut, dengan mengatakan bahwa akan ada konsekuensinya dan dia akan "mengambil nama" negara-negara yang memilih resolusi tersebut.
AS saat ini berkontribusi 22 persen dari anggaran PBB atau sekitar USD3,3 miliar per tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan