Suara.com - Mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi membela Susilo Bambang Yudhoyono yang namanya disebut dalam persidangan kasus dugaan korupsi e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto pada Kamis (25/1/2018) lalu. Gamawan mengatakan apa yang disampaikan Presiden kelima tersebut hanyalah sebuah pernyataan normatif.
"Pak SBY ngomong normatif, tapi digoreng-goreng, seolah-olah ini jadi masalah besar. Nggak baik itu," kata Gamawan di Gedung Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2018).
Apa yang disampaikan Gamawan untuk menanggapi kesaksian mantan Wakil Ketua Badan Anggaran Mirwan Amir. Mirwan yang saat duduk di Banggar memwakili Demokrat mengatakan dirinya pernah menyampaikan ke SBY agar proyek e-KTP tidak dilanjutkan. Namun, permintaan tersebut ditolak SBY sehingga terus dilanjutkan. Pada akhirnya proyek tersebut mengalami masalah dan merugikan negara hingga Rp2,3 triliun.
Gamawan meminta agar apa yang disampaikan SBY tersebut tidak dikaitkan dengan politik.
"Itu janganlah digoreng-goreng. Orangnya sudah pensiun. Nggak baik. Itu kita artinya saya soal pak SBY ngomong. Itu kan sudah masuk program negara. Ada anggarannya. Masa itu jadi konsumsi politik, nggak baik itu. Nggak akhlak mulia," katanya.
Gamawan membantah membela Ketua Umum Partai Demokrat tersebut. Sebab, tudingan tersebut tidak didukung oleh bukti yang kuat.
"Saya tidak membela Pak SBY, tapi tunjukkan kebenaran, kejujuran, ketulusan di dalam bernegara," kata Gamawan.
Diketahui, Mirwan Amir saat ini tak lagi menjadi kader Partai Demokrat. Dia sudah berpindah partai dan bergabung dengan Partai Hanura pimpinan Oesman Sapta Odang.
Baca Juga: Sering Disebut Terkait e-KTP, Gamawan Jadi Saksi Sidang Novanto
Berita Terkait
-
Budaya Trial and Error dalam Kabinet Indonesia
-
Gibran Cium Tangan SBY, Kode Damai dengan Keluarga Cikeas dan AHY?
-
Terungkap! AHY Bongkar Misi Khusus Gibran Sambangi SBY di Cikeas Pagi-pagi
-
Gibran Sambangi SBY di Cikeas, AHY: Sampaikan Selamat Ulang Tahun ke-76
-
Syukuran HUT ke-24 Partai, Demokrat DKI Kenang Era SBY: Kekuasaan Bukan Pentas Akrobat!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Momen Menkeu Purbaya Ancam Pertamina Malas Bikin Kilang Baru: Males-malesan, Saya Ganti Dirutnya
-
Sosok Meta Ayu Puspitantri Istri Arya Daru: Keberatan Kondom Jadi Barang Bukti Kematian Suami
-
Gubernur Ahmad Luthfi Minta Organisasi Tani Ikut Atasi Kemiskinan
-
Bernasib Tragis saat Rumah Ditinggal Pemiliknya, 4 Anak Ini Tewas Terbakar!
-
Naturalisasi Atlet Timnas Secepat Kilat, Kenapa Anak Keturunan WNI Malah Terancam Jadi Stateless?
-
Cecar Kepala BGN di Rapat Soal MBG, Legislator PDIP: Tugas Kami Memang Menggonggong
-
Heboh Polemik Pelat BK, Aksi Bobby Nasution Dibela DPR, Apa Alasannya?
-
Perkap Baru, Polisi Bisa Tembak Penyerang Markas Pakai Peluru Tajam! Ini Aturan Lengkapnya
-
Akhirnya Terungkap! Menkes Budi Gunadi Beberkan 3 Penyebab Utama di Balik Krisis Keracunan MBG
-
Korban Keracunan MBG di SDN Gedong Jadi 22 Siswa, Komnas PA Kritik Guru Jadi Pencicip Makanan