Suara.com - Unidah, perempuan tenaga kerja Indonesia asal Desa Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pulang dalam kondisi lumpuh, akibat sering disiksa oleh majikan perempuannya saat bekerja di Malaysia.
"Hampir seluruh tubuh saya penuh luka memar dan yang paling sakit di tulang leher, karena sering ditendang dari belakang saat sedang menyetrika baju," kata Unidah di Indramayu, Senin (29/1/2018).
Unidah mengakui sering dipukul, ditendang, bahkan kepalanya dijambak-jambak kemudian dibentur-benturkan ke tembok oleh majikan. Padahal ia merasa tidak melakukan kesalahan.
Meski dalam kondisi sakit, Unidah dipaksa untuk tetap terus bekerja. Selama sakit majikan belum pernah membawanya ke rumah sakit maupun klinik untuk berobat, sehingga dirinya terus menerus minta untuk dipulangkan.
"Saya minta dipulangkan, karena saya sudah tidak lagi kuat menahan rasa sakit dan sudah tidak berdaya serta saya pun tidak mau jika nanti mati di Malaysia," tuturnya.
Sementara iti Warsidi (49), ayah kandung korban menagatakan, anaknya bekerja sebagai TKI ke Malaysia awalnya direkrut oleh Asmari, sponsor warga Desa Sendang, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Pada tanggal 10 April 2016, Unidah diterbangkan ke Malaysia oleh PT Bina Gala Mitra beralamat di jalan Raya Hankam, Gang Sasak Jikin, No 9A Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat.
"Anak saya kerja selama kurang lebih satu tahun setengah," katanya.
Baca Juga: Lecehkan Siswi SD Penjual Pempek, Sopir Truk Dibekuk Polisi
Dia menambahkan, pada Sabtu tanggal 27 Januari 2018, dalam kondisi sakit, anaknya dipulangkan melalui Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta.
Koordinator tim advokasi SBMI Cabang Indramayu, Samudi menyampaikan pihaknya dalam waktu dekat akan membawa korban terlebih dahulu untuk berobat dan kemudian baru akan meminta pertanggungjawaban dari pihak perekrut.
"Rencana secepatnya akan kami bawa Unidah ke RSUD Indramayu untuk diobati, kasihan korban selama sakit belum pernah dibawa berobat," tuturnya.
Berita Terkait
-
Polisi Diraja Malaysia Tangkap WNI Terduga Teroris ISIS
-
Pilot AirAsia Wafat Saat Penerbangan Pesawat Kuala Lumpur-Bandung
-
Pemerintah Didesak Bebaskan Puluhan Nelayan di Penjara Malaysia
-
Pria Malaysia Tampar Perempuan Indonesia karena Tak Berjilbab
-
Etnis Rohingya di Malaysia Dapat Kartu Identitas Digital
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO