Suara.com - Mabes Polri menyebut peristiwa penyerangan kepada kiai atau pemuka agama di sejumlah daerah belakangan ini, ternyata lebih banyak isu hoaks atau kabar bohong.
"Seperti di Jawa Barat dikabarkan ada 13 kasus penyerangan terhadap pemuka agama, tapi setelah ditelusuri hanya ada dua. Yang 11 adalah hoaks. Di Jawa Timur hanya ada dua. Dari semua yang diberitakan lebih banyak adalah hoaks," ungkap Wakapolri Komjen Syafruddin seusai bertemu ulama di Masjid Polda Jatim Surabaya, seperti diberitakan Antara, Rabu (21/2/2018).
Dengan maraknya isu tersebut, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Wakapolri Komjen Pol Syafruddin agar Polri konsen menangani isu ini.
"Jadi ini masalahnya isu hoaks walaupun ada kejadiannya," tuturnya.
Dia menjelaskan, sebagai bentuk keseriusan polisi, pihaknya telah menurunkan tiga tim satuan tugas. Tim itu sudah sejak tiga pekan lalu dikerahkan di daerah yang isunya berkembang pesat seperti di Jabar, Jatim dan Yogyakarta.
"Isunya besar di tiga daerah ini. Setelah dapat perintah langsung tindaklanjuti dengan ke Jabar. Tadinya mau ke Yogyakarta tapi langsung dan ke Jatim karena kiai sudah menunggu," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, pelaku penyebar kabar bohong itu sudah diketahui oleh polisi.
"Isu yang dibangun oleh orang tertentu, sudah ketahuan siapa pelakunya dan akan dikembangkan. Pelaku akan dijerat UU ITE, karena mendesain informasi hoaks. Bukan karena mendesain penyerangan itu (kepada pemuka agama)," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Miftachul Akhyar mengatakan terkait isu penyerangan kepada kiai, pihaknya sudah memberi klarifikasi kepada santri agar tak ada aksi balasan.
Baca Juga: Sahabat: Rizieq Sudah Siap Tiket, Tapi Tanggal Pulang Belum Pasti
"Santri kan biasa mengamankan kiainya. Walaupun kiai sendiri tidak ada masalah. Semua isu itu harus melalui klarifikasi. Agar tidak ada kejadian itu lagi, kiai akan mendinginkan santri," kata dia.
Dia menegaskan, kondisi sampai saat ini masih aman-aman saja meskipun pemberitaan terkait penyerangan kiai semakin besar.
"Buktinya para kiai datang ke Polda beberapa kali selama seminggu dan aman-aman saja. Itu sudah risiko kiai. Ujiannya berat. Tapi dengan ketenangan dan kepasrahan total agar menciptakan ketenangan kepada masyarakat," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka