Suara.com - Puluhan ribu kader Partai Demokrat riuh pada acara penutupan Rapimnas di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/3/2018). Mereka mengelu-elukan nama Agus Harimurti Yudhoyono, "putra mahkota Cikeas".
"AHY, AHY, AHY, AHY," seru puluhan ribu kader Demokrat meneriakkan akronim beken putra Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono tersebut di arena Rapat Pimpinan Nasional Demokrat, seperti dikutip Antara, Minggu malam.
Pada sesi akhir rapimnas, AHY memberikan pidato politiknya. Kesempatan itu terbilang unik, karena AHY tak memangku jabatan apa pun dalam struktur tertinggi partai berlambang Bintang Mercy tersebut.
Tapi, setelah lepas dari dinas kemiliteran dengan pangkat terakhir Mayor TNI dan kalah dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, Agus mendirikan The Yudhoyono Institute.
Belakangan, ia dapuk menjadi Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk pemilihan kepala daerah pada tahun 2018 serta pemilu anggota legislatif dan Pilpres 2019.
“Pidato AHY memang sangat dinanti-nantikan,” kata SBY di sela-sela rampimnas.
SBY mengatakan, Rapimnas Demokrat menjadi perhatian seluruh Indonesia dan menjadi pembicaraan di mana-mana.
Terlebih, SBY ada sesi pembukaan rapimnas, Sabtu (10/3) akhir pekan lalu, sudah menegaskan Demokrat tak lagi bakal absen pada Pilpres 2019.
“Demokrat menurun drastis pada Pemilu 2014 salah satu sebabnya adalah, karena tak memunyai atau mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres. Tapi pada 2019, Demokrat akan memunyai pasangan itu,” tuturnya.
Baca Juga: Jadi Petani, Adi Pramudya Ekspor Lengkuas ke Shanghai
Satu sosok yang disebut-sebut akan menjadi peserta Pilpres 2019 dari Demokrat adalah AHY. Nama putra sulung SBY itu juga selalu masuk dalam survei sejumlah lembaga jajak pendapat, mengenai tokoh yang dianggap pantas menjadi cawapres.
"Tentu ada satu-dua yang tidak suka, tetapi Insya Allah lebih banyak yang suka. Ini pertanda Allah memberikan jalan bagi kebangkitan Demokrat pada pilkada dan pemilu," ucap SBY.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO