Suara.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tidak masalah saat disinggung soal penyarungan pohon di Purwakarta oleh salah satu rivalnya pasangan calon Sudrajat-Syaikhu dalam debat publik Pilgub Jawa Barat di gedung Sabuga, Kota Bandung, Senin, (12/3/2018).
"Ya nggak apa-apa karena orang dilihat dari sudut pandang yang dimiliki oleh Paslon itu nggak ada problem kan kita biasa," kata Dedi kepada wartawan usai debat.
Paslon Sudrajat-Syaikhu heran mengapa Dedi Mulyadi menyarungi pohon dengan kain saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Padahal kata mereka, ada hal yang lebih penting untuk dilakukan seperti masalah kemanusiaan misalnya.
Menanggapi hal itu, Dedi menilai masalah lingkungan dan kemanusian merupakan satu kesatuan yang tak bisa dilepaskan.
"Pertanyaan saya apakah manusia berdiri sendiri? Apakah orang Jawa Barat bisa hidup nggak tanpa pohon, tanpa air, tanpa udara, tanpa tanah?," ujarnya.
Menurut Dedi, masih banyak orang yang tak paham dengan konsep etika lingkungan yang digagasnya. Kata dia, jika ingin menghormati sang pencipta, maka hormati lah ciptaannya, termasuk alam dan manusia.
"Yang tidak boleh itu kan pohon disembah. Mau dikasih sarung atau apapun kan boleh-boleh saja. Daripada dikasih paku, dipasang iklan kan mendingan dikasih kain," katanya menegaskan.
Dedi kemudian memberi contoh. Dalam tradisi Sunda zaman dulu, kata dia, pohon petai agar cepat berbuah biasanya diikat dengan tali yang terbuat dari anyaman bambu dan batang padi. Kemudian, pohon itu diberi kukusan nasi yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut atau aseupan.
Tradisi itu, katanya, merupakan etika kebudayaan yang berdampak terhadap lingkungan. Menurutnya, ketika tidak paham terhadap konsep itu maka tidak akan mengerti pula bahwa antara konsep kebudayaan, lingkungan dan pembangunan tata ruang justru saling berkaitan.
Baca Juga: Hasil Lengkap Pertandingan Premier League Matchday 30
"Ketika melihat teksnya kan ada nggak larangan pohon dikasih kain, dari sisi syar'i. Andai katapun orang yang mengeluarkan hujjah, pasti debatable pasti ada juga kelompok lain yang mengatakan tidak ada problem," jelasnya.
Lebih lanjut kata Dedi, berbeda pendapat adalah hal lumrah di Indonesia. Tapi yang perlu digaris bawahi, jangan sampai perilaku pemimpin sampai merugikan masyarakatnya. [Aminudin].
Berita Terkait
-
Demiz-Dedi Mulyadi Akui Berat Rebut Suara di Bandung Raya
-
Dedi Mulyadi Larang Caleg Golkar Jabar Poligami Jika Terpilih
-
Kumpulkan Para Pengusaha Jabar, Ridwan Kamil Galang Dana Kampanye
-
Ditugaskan Prabowo, Sandiaga Jadi Juru Kampanye di Hari Libur
-
Elektabilitas Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi Masih Unggul di Jabar
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 Oktober 2025, Banjir 16.000 Gems dan Pemain Acak 106-110
Pilihan
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
Terkini
-
Komnas Perempuan: Kekerasan Seksual Mei 1998 Tidak Boleh Dihapus dari Sejarah
-
'Sakit Hati' Lama Terbongkar di Pengadilan, Jusuf Hamka: Saya Dizalimi Hary Tanoe
-
Survei: 83,5% Publik Puas Kinerja Prabowo, Program Energi Bahlil Bikin Hemat Triliunan
-
Menteri ESDM Bahlil Jelaskan Aturan Baru Soal Perpanjangan IUPK, Ini Syarat Lengkapnya!
-
Kenapa Indonesia Panas Banget? Ini Jawaban Lengkap dari BMKG
-
Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera, OC Kaligis 'Skakmat' Jaksa Pakai Saksi Mereka Sendiri
-
Bukan Feodalisme, Ustaz Adi Hidayat Sebut Cium Tangan Kiai Itu Warisan Adab
-
Semarang Peringati Pertempuran Lima Hari, Generasi Muda Didorong Memaknai Patriotisme
-
Baru Sebulan Menjabat, Purbaya Jadi Menteri Paling Bersinar di Kabinet Prabowo-Gibran
-
Lewat Creative Financing, Dampak Pengurangan DBH untuk Jakarta Bakal Terminimalisir