Suara.com - Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta memastikan, ruas-ruas jalan ibu kota akan bersih dari “gangguan sosial”, saat berlangsungnya Asian Games 2018.
Satpol PP menggunakan istilah “gangguan sosial” untuk merujuk orang miskin seperti gelandangan, pengemis, hingga para pelaku pedagang kaki lima maupun pengatur lalu lintas liar alias “Pak Ogah”.
Kepala Satpol PP DKI Yani Wahyu Purwoko menegaskan, akan menyebar personel di sejumlah ruas jalan untuk memastikan tak ada “gangguan sosial” selama Asian Games 2018, yakni 18 Agustus sampai 2 September mendatang.
“Terutama di ruas-ruas jalan menuju gelanggang Asian Games. Jalan-jalan yang akan dilalui atlet-atlet negara lain dari Wisma Atlet Kemayoran ke Senayan,” jelas Yani di Gedung Intiland Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (16/3/2018).
Yani menegaskan, tidak mau atlet maupun tamu asing dari berbagai negara Asia melihat gelandangan, pengemis, PKL, sampai Pak Ogah di jalan-jalan Jakarta.
"Ini untuk mendukung kegiatan Asian Games ini. Tentunya, Satpol PP sesuai hasil rapat dengan Inasgoc," tukasnya.
Saat Asian Games, petugas Satpol PP akan ditempatkan di sejumlah titik-titik rawan. Mereka akan ditugaskan selama 24 jam, dengan dibagi beberapa shift.
"Semua persimpangan, titik-titik yang rawan itu nanti kami tempatkan personel. Sudah kami plot. Contoh di Wisma Atlet Kemayoran, kami amankan selama 24 jam. Dari arah wisma atlet ke gelanggang, ke GBK dan lainnya kami jaga," tandasnya.
Baca Juga: Menteri Agama Kecam Pembakaran Musala di Yogyakarta
Berita Terkait
-
Skuat Piala Thomas & Asian Games, Herry: Saya Sudah Punya Patokan
-
Perdana di Asian Games, Menpora: Silat Simbol Bangsa Indonesia
-
Kemenpora Isyaratkan Bonus Asian Games 2018 Naik 250 Persen
-
Baru 65 Persen, Proyek LRT Penunjang Asian Games Diyakini Siap
-
Venue Pacuan Kuda Asian Games Sudah Rampung 95 Persen
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO