Suara.com - Tangan Hasrowi cekatan memilah satu persatu kayu yang bertumpuk tepat di samping rumahnya. Belasan perkakas berjejer rapi, sebelum nantinya digunakan untuk membangun sebuah bangunan bernama Rumah Lumbung Batu.
Rumah ini menjadi salah satu komoditi andalan Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir Sumsel. Suara.com berkunjung langsung ke sana.
Sebagai salah satu pengrajin usaha Rumah Lumbung, Hasrowi mengatakan, pangsa pasar rumah lumbung ini cukup menjanjikan. Sebab usaha yang belum genap setahun ini sudah mengeluarkan 20 unit rumah dengan berbagai ukuran dan tipe.
Ogan Ilir tidak hanya terkenal akan kerajinan dan perlatan dapurnya. Rumah (Lumbung) ini juga terkenal hingga ke daerah seperti Bali, Bandung dan Jakarta.
Saat suara.com menemuinya kemarin, Hasrowi mengerjakan 7 rumah lumbung yang sudah dipesan dari berbagai daerah. Tidak mudah untuk membuat rumah berukuran 4×6 meter ini.
Dibutuhkan dua orang pekerja dengan waktu pengerjaan selama 14 hari atau dua pekan.
”Material kayu untuk membuat tulang rumah ini, kita menggunakan kayu jenis seru dan dindingnya terbuat dari kayu meranti, meskipun rumah lumbung ini terbuat dari kayu. Namun daya tahannya bisa puluhan tahun. Sedangkan pemesan rumah ini dominan dari luar provinsi, seperti Bali, Jakarta dan Bandung. Kebanyakan digunakan untuk penginapan ataupun resort,” jelasnya.
Satu unit rumah lumbung harganya berkisar mulai Rp30 juga hingga Rp60 juta tergantung ukuran, bahan kayu, tingkat kerumitan pesanan pelanggan dan jarak tempuh pemesan.
"Semakin jauh klien yang memesan, semakin mahal biaya transportasi,” tegasnya.
Baca Juga: Anak Belajar Jujur Lewat Permainan Tradisional
Keberadaan Rumah Tanjung Batu ini pun mendapatkan sorotan dari kalangan anggota DPRD Kabupaten Ogan Ilir. Ketua DPRD Ogan Ilir, Endang PU Ishak menilai jika rumah ini merupakan potensi besar yang bisa meningkatkan PAD Ogan Ilir di bidang perekonomian.
"Ini bentuk usaha kerajinan tangan kreatif yang dimiliki warga. Pekerjaannya pun dilakukan secara kekeluargaan dan turun temurun. Sebuah tradisi yang harusnya dilestarikan. Jangan sampai dipandang sebelah mata," tegasnya.
Ia berharap, pemerintah kabupaten dapat merangkul para pelaku - pelaku usaha kerajinan rumah lumbung ini.
"Berikan mereka modal. Tentunya sesuai dengan persyaratan yang ada. Jangan dipersulit. Sekali lagi, ini merupakan potensi besar yang harus kita lestarikan," pungkasnya. (Andhiko)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Benarkah KUHAP Baru Bisa Mengancam? Ini Isi Lengkap Pasal-pasal Soal Penyadapan Hingga Penahanan
-
Drama Penangkapan Maling Motor di Cengkareng: Ada Wanita dan Pengakuan Palsu!
-
Ultimatum Pramono ke Transjakarta: Citra Perusahaan Tak Boleh Rusak, Tindak Tegas Pelaku Pelecehan
-
Jurus Pramono Anung Agar Insiden SMAN 72 Tak Terulang: Konten Medsos Pelajar Jakarta akan 'Disortir'
-
KUHAP Baru Akhirnya Sah Gantikan Aturan Lama Warisan Kolonial, Apa Saja Poin Pentingnya?
-
Cemburu Berujung Maut: Teriakan Minta Tolong Bongkar Aksi Sadis Pembunuhan di Condet!
-
Prabowo Setuju RUU Kuhap Disahkan Jadi UU, Fokus Berantas Kejahatan Siber dan HAM
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
DPR Ketok Palu KUHAP Baru: Penjara Tak Lagi 'Suka-suka', Pemeriksaan Wajib Direkam Kamera
-
Garis Pertahanan Terakhir Gagal? Batas 1,5C Akan Terlampaui, Krisis Iklim Makin Gawat