Suara.com - Wakapolri Komjen Syafruddin menegaskan tidak akan mentolerir peredaran minuman keras oplosan yang telah menelan banyak korban jiwa. Syafruddin pun mengaku telah memerintahkan seluruh Polda di Indonesia untuk mengungkap pelaku di balik peredaran miras oplosan itu sampai tuntas.
"Arahan saya tadi kepada seluruh Kapolda seluruh Indonesia saya perintahkan untuk membuat kasus ini berhenti. Artinya mengungkap sampai ke akar-akarnya, sampai ke otaknya, dalanganya, pelakunya distributor yang mempengaruhi dan pikiran skenario harus diungkap," kata Syafruddin di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (11/4/2018)
Penindakan tegas itu diminta Syafruddin karena peredaran miras oplosan ini terbilang massif dan serentak. Dari data yang diterimanya, ada 31 orang meninggal dunia terkait peredaran miras di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Sedangkan di Jawa Barat sudah ada 51 orang meninggal akibat miras oplosan.
"Karena korbannya banyak sekali yang meninggal di jakarta 31 di jabar itu 51 orang dan sya yakin di tempat lain banyak. Karena apa, ini sebuah fenomena. Fenomena yang gila yang terjadi di tengah masyarakat di saat-saat Indonesia sedang prihatin menghadapi beragam masalah," kata dia.
Dia pun mengaku sangat khawatir bila Polri tak bisa menyelesaikan sampai tuntas kasus peredaran miras ini. Sebab, dia menilai adanya peredaran miras ini sudah membuat warga Indonesia menjadi sangat resah.
"Kenapa demikian karena sangat merugikan masyrakat dan menjadi perhatian publik dalam satu minggu terakhir ini. Walaupun publik yang tidak merasakan tapi perhatian publik seluruh Indonesia sangat terganggu. Saya apresiasi kepada jajaran Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat dan Polda Kalimantan Selatan yang sudah mengungkap kasus ini," kata Syafruddin.
Baca Juga: Enam Orang Tewas Akibat Miras Oplosan di Sukabumi
Berita Terkait
-
5 Bulan Jelang Asian Games, CdM Indonesia Keliling Pantau Cabor
-
Keterangan Saksi dan CCTV Kasus Pembacokan Anak Polisi Minim
-
Nyawa Melayang karena Miras, Pemkab Bandung Tetapkan Status KLB
-
Korban Tewas Akibat Miras di Kabupaten Bandung Terus Bertambah
-
Enam Orang Tewas Akibat Miras Oplosan di Sukabumi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO