Suara.com - Jumlah korban tewas akibat mengkonsumsi minuman keras (miras) oplosan di Kabupaten Bandung terus bertambah. Hingga Selasa (10/4/2018) pagi, jumlah korban meninggal dunia mencapai 35 orang.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Sofian Nataprawira mengatakan, selain di RSUD Cicalengka, beberapa pasien pun dirawat di RS AMC, Cileunyi dan RSUD Majalaya.
"Totalnya kan ini ada di Ebah (RSUD Majalaya) juga di AMC (Cileunyi), total korban yang masuk rumah sakit sampai saat ini ada 128 orang," kata Sofian kepada Suara.com seusai menggelar rapat internal di RSUD Cicalengka, Kabupaten Bandung, Selasa (10/4/2018).
Berdasarkan pantauan Suara.com, korban akibat menenggak miras oplosan itu terus berdatangan ke RSUD Cicalengka pada Senin (9/4/2018) malam.
Sirine mobil ambulan RSUD Cicalengka cukup sering terdengar dan terlihat bolak-balik menjemput ataupun mengantar jenazah korban dari pelataran rumah sakit menuju rumah duka korban.
Adapun rincian jumlah korban meninggal dunia, yakni di RSUD Cicalengka berjumlah 31 orang dari total pasien yang datang sebanyak 85 orang.
"Di Majalaya yang masuk 26 yang meninggal 3 dan di AMC yang masuk 17 yang meninggal 1," jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Ahmad Kusniadi mengimbau agar masyarakat tetap tidak panik dan bagi warga yang mengkonsumsi minuman keras itu untuk segera diperiksa ke rumah sakit terdekat.
"Jangan nunggu ada gejala pusing, mual dan yang lainnya. Ini merupakan pengalaman kejadian yang bisa menjadikan efek jera tidak usah terulang kembali dan pentingnya edukasi penyuluhan kepada masyarakat bahwa miras ini kan namanya juga minuman keras apalagi dengan ditambah oplosan banyak mudhorotnya daripada manfaatnya," ucap dia.
Baca Juga: 20 Orang Tewas, Polisi Tangkap 2 Penjual Miras Oplosan di Bandung
Dirut RSUD Cicalengka, Yani Sumpena mengatakan, kemungkinan jumlah pasien masih akan terus bertambah, mengingat efek yang disebabkan oleh miras oplosan jenis ginseng berwarna kuning yang dikemas dalam botol air mineral itu rata-rata mulai menjangkit korban sekitar 2-3 hari pasca diminum.
"Kemungkinan masih ada yang datang tapi tidak banyak, karena prediksi kami puncaknya pas Senin malam kemarin," tutupnya. [Aminuddin]
Berita Terkait
-
Tragedi Majelis Taklim Ambruk di Bogor, 3 Fakta Pilu yang Mencengangkan
-
BNPB Ungkap Dampak Banjir Bali: 9 Meninggal, 2 Hilang, Ratusan Mengungsi
-
Perayaan Maulid di Bogor Berujung Duka, Mushola Ambruk Tewaskan 3 Orang
-
Pergi Mengaji untuk Menyambut Maulid, Pulang Tanpa Nyawa: Kisah Pilu di Balik Tragedi Mushola Ciomas
-
Tragedi Maulid! Mushola di Ciomas Bogor Ambruk Saat Pengajian, 3 Orang Tewas dan Puluhan Luka-Luka
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO