Dengan demikian menjadi sangat aneh ketika seseorang terjun ke dunia politik tanpa mendambakan kekuasaan. Ini juga berlaku bagi ketua umum partai yang ingin meraih posisi sebagai presiden atau setidaknya wakil presiden.
Namun, tentu untuk mewujudkan keinginan itu banyak faktor yang harus diperhitungkan. Paling tidak berapa perolehan suara partainya dalam pemilu, berita kursi yang dimiliki di parlemen, berapa tingkat keterpilihannya, modal sosial dan modal kapital yang dimilikinya.
Mengacu pada prasyarat itu apakah berarti para ketua umum yang mengincar posisi cawapres itu merasa telah memenuhinya? Belum tentu.
Bisa jadi mereka, terutama ketua umum papol papan sedang "nekat" ingin menjadi cawapres, baik terang-terangan maupun malu-malu, punya sasaran lain yang lebih mendesak. Kalaupun kemudian terpilih sebagai cawapres dan menang, ya alhamdulillah.
Sasaran lain itu adalah mengangkat moral dan semangat jajaran pengurus dan simpatisan partainya untuk bekerja lebih keras guna meraih suara dan kursi parlemen sebanyak-banyaknya.
Target tinggi dipatok untuk menggerakkan mesin partai agar berlari lebih kuat dan kencang. Ini bagian dari konsolidasi.
Apalagi ambang batas parlemen (parliamentary threshold) pada Pemilu 2019 ditetapkan empat persen, naik 0,5 dari Pemilu 2014 yang 3,5 persen.
Berikutnya adalah coattail effect. Definisi paling sederhana adalah seorang calon presiden yang populer akan memberikan efek positif kepada partai pengusungnya.
Mengacu pada beberapa hasil survei, tingkat popularitas dan elektabilitas Jokowi paling tinggi dibandingkan dengan kandidat yang lain.
Karena itu, wajar bila kehebohan soal cawapres ini ada pada pihak Jokowi daripada yang lain.
Akan tetapi, pada pemilu presiden yang lalu coattail effect ini ternyata tak seperti yang diharapkan.
Pada Pemilu Legislatif 2009, partai pengusung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres 2004 yang menikmati SBY effect hanya Partai Demokrat. PD meraih 20,85 persen suara, melompat tinggi dibandingkan hasil Pemilu 2004 yang "hanya" 7,45 persen.
PKS yang juga sebagai partai pengusung SBY pada Pilpres 2004, pada Pemilu 2009 mendapat suara 8,18 persen, naik sedikit dari Pemilu 2004 yang sebesar 7,34 persen.
Hasil berbagai survei belakangan ini juga menunjukkan di antara partai-partai pengusung dan pendukung Jokowi, hanya PDI Perjuangan yang mendapat kenikmatan besar dari Jokowi effect. Demikian juga dengan Prabowo effect yang membawa berkah paling besar pada Gerindra.
Pemilu 2019 adalah pemilu serentak. Pada 17 April 2019 rakyat akan memilih anggota legislatif sekaligus memilih presiden dan wakil presiden.
Berita Terkait
-
Drama Detik-Detik Terakhir! Ma'ruf Amin Bongkar Kisah Terpilih Jadi Cawapres Gantikan Mahfud MD
-
Keok Berturut-turut, Prabowo Ungkit Menteri Ikut Bantu Jokowi Menang Pilpres: Ayo Ngaku Siapa Tuh?
-
Trauma Konflik 5 Tahun Lalu, Anies Ogah Panaskan Sengketa Pilpres: Yang Ngrasain Tembakan Rakyat, Bukan Pejabat
-
Anies Ungkit Luka Lama Rusuh Hasil Pilpres 2019: Ada yang Menggerakkan, Siapa?
-
Alasan Anies Baswedan Tak Melawan Usai Putusan MK: Jangan Sampai Ada Konfik, yang Jadi Korban Rakyat Kecil
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
RESMI! Timor Leste Gabung ASEAN, Prabowo dan Pemimpin Asia Tenggara Teken Deklarasi
-
Ungkap 38 Ribu Kasus Narkoba Sepanjang 2025, DPR Minta Polri Waspadai Peningkatan Akhir Tahun
-
Dinilai Bebani Petani Kecil, SPKS Minta Pemerintah Tinjau PP 45 Tahun 2025
-
Gus Najih: Rakyat Dukung Polri Sikat Bandar, Hukum Mati Pengedar Narkoba!
-
KA Purwojaya Anjlok, 8 Perjalanan Kereta Dibatalkan, Cek Rute dan Info Refund di Sini
-
Kemenag Bentuk Satgas Tangani Kekerasan, Perkuat Komitmen Wujudkan Pesantren Ramah Anak
-
Menteri PPPA Sesalkan Vonis Ringan Kematian Anak oleh TNI di Deli Sedang, Dorong Naik Banding
-
Akhir Penantian Panjang, Warga Murung Raya Kini Resmi Nikmati Terang Listrik PLN
-
Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan