Suara.com - San San (24), perempuan yang menjadi korban perampokan di taksi online Grab Car masih mengalami trauma berat. Dia masih terasa dibayang-bayangi ketakutan.
Polisi pun belum sepenuhnya memeriksa San San terkait kasus perampokan sekaligus penyekapan bermodus sopir taksi online.
"Korban masih trauma. Trauma berat," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarra Barat AKBP Edi Suranta Sitepu kepada Suara.com, Minggu (29/4/2018).
Polisi pun telah menawarkan agar korban bisa menjalani trauma healing. Menurut Edi, pendampingan psikologi diberikan supaya traumatik yang dialami San San bisa hilang.
"Sudah kita tawarkan (trauma healing). Nanti ada pendampingan psikologi," kata dia.
Polisi telah menangkap tiga perampok yang menyekap San San. Mereka adalah LI (23), AP (23) dan SN (23). Polisi pun terpaksa menembak mati LI lantaran dianggap melakukan perlawanan saat hendak dibekuk.
Aksi perampokan ini berawal ketika San San menumpang taksi online Grab di kawasan Bukit Duri Selatan, Tambora, Jakbar pada Senin (23/4/2018) pagi. Saat di tengah perjalanan menuju lokasi yang dituju, San San yang duduk di bagian tengah, tiba-tiba langsung disekap dua tersangka yang bersembunyi di kursi belakang
Komplotan ini menggunakan mobil Karimun Wagon yang biasa digunakan sopir Grab Car bernama Gugus Gunawan. Sopir taksi online itu tak lain adalah ayah tiri Li yang menjadi otak perampokan terhadap San San.
Baca Juga: Perampok San San Sopir GrabCar Palsu, Pinjam Mobil Ayah Tiri
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu