Suara.com - Pakar pendidikan Arief Rachman menilai bahwa orangtua yang melibatkan anak-anak untuk melakukan suatu kejahatan terorisme dianggap sangat keji dan mencerminkan berfikir terlalu pendek.
"Sejak usai dini, anak-anak ini diajarkan berfikir pendek. Paham yang ditanamkan, iming-iming lakukan teror dianggap benar dan dihitung sebagai pahala," kata Arief, di Kota Bogor, Kamis (17/5/2018).
Selain itu, lanjut Arief, jalan pintas yang dipilih untuk melibatkan keluarga dalam melakukan teror karena orangtua tidak ingin anaknya kelak menjadi cemooh dengan memyandang status anak seorang teroris.
"Dari pada nanti ke depannya anak-anak mereka akan sulit diterima masyarakat, kenapa tidak sekalian saja satu keluarga diajak untuk teror," tambah Arief.
Seharusnya, pendidikan yang benar kepada anak yakni menumbuhkan optimisme dalam menata masa depan. Pendidikan orangtua yang baik seharusnya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, juga emosional serta intelektual yang baik.
"Dari sisi kejiwaan, tindakan orang ikut terlibat melakukan teror disebabkan kebutuhan ekonomi. Orang yang pesimis akan kecukupan kebutuhan materi sehingga ia merasa marah," paparnya.
Menurutnya, para pelaku teror cenderung melakukan kejahatan terorisme hanya agar disegani meskipun harus mengorbankan nyawa sendiri. Hal tersebut mencerminkan sikap orang yang berfikir pendek.
"Berpikir sempit dan pendek. Mereka kira bisa dilakukan perubahan dengan melakukan itu (teror), padahal tidak mungkin. Perubahan bisa dilakukan menurut saya lewat proses dan proses itu mendidik serta harus sabar. Orang (melakukan) teror itu tanda kalau nggak sabar, inginya cepat," tutup Arief. (Rambiga)
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Usai dari Cilegon, Prabowo Ratas di Istana Bahas 18 Proyek Hilirisasi Senilai Rp600 Triliun
-
Geger Ekspor Ilegal CPO: 87 Kontainer Disita, Negara Terancam Rugi Ratusan Miliar
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama