Suara.com - Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Nafis Gumay menilai masih banyak yang harus diperbaiki terkait Pemilu di Indonesia. Salah satunya dari sisi internal partai politik.
Sebab, mayoritas calon kepala daerah, calon anggota legislatif, calon presiden, dan calon wakil presiden berasal dari partai politik.
"Itu internal demokrasinya perlu ditata betul. Jadi, mereka (parpol) harus punya aturan yang jelas. Bagaimana mereka menseleksi para calonnya," ujar Hadar seusai diskusi di D'Hotel, Jalan Sultan Agung, Nomor 9, Guntur, Jakarta Selatan, Selasa (29/5/2018).
Hadar menjelaskan, kalau Parpol memiliki calon yang baik, tidak ada lagi calon yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi.
Menurut Hadar, calon yang ditangkap KPK dengan kasus korupsi karena proses pencalonan di internal partainya tidak maksimal.
"(Sistem kaderisasi) masih jauh dari cukup, hasil calon kita masih banyak yang bermasalah. Kedua, kita harus pastikan di pemilu kita ruang atau kesempatan bagi publik untuk bisa betul-betul mentukan pilihan secara bebas itu terbuka luas dn disediakan," kata dia.
Lebih jauh Hadar mengatakan, masyarakat perlu mendapatkan pemahaman soal calon yang akan berlaga di pesta demokrasi. Hal ini penting untuk mengetahui rekam jejak wakil rakyat atau pemimpin tersebut.
"Kita nggak cukup punya pemilih yang hanya ikut-ikutan saja tanpa melihat betul latar belakang (calonya). Pemilih perlu dididik, termasuk mengetahui background calon ini. Kalau calon punya masalah hukum juga harus diinformasikan," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
Terkini
-
Wakil Ketua Komisi X DPR: Kemensos dan Kemendikbud Harus Jelaskan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto