Suara.com - Euforia menjalar pada banyak orang ketika seorang sutradara tengah membuat film hasil adaptasi roman “Bumi Manusia”. Polemik mengenai persoalan itu juga menyeruak, menjadi bagian dari perayaan. Namun, di balik semuanya, ada kisah sendu Pramoedya yang melatari kelahiran roman itu dan Minke.
“Bumi Manusia”, roman pertama dari tetralogi Pulau Buru Pramoedya Anantar Toer dibuka dengan kalimat berikut:
“Han, memang bukan sesuatu yang baru jalan setapak ini. Memang sudah sering ditempuh, hanya yang sekarang perjalanan pematokan.”
Han adalah nama panggilan Profesor Gertrudes Johannes Resink—seorang indo yang dikenal sebagai penyair dan eseis—teman akrab Pramoedya.
Ketika Pramoedya dijebloskan ke dalam terungku Belanda, Resink adalah orang yang berani menyelundupkan naskah novel “Perburuan” dan “Keluarga Gerilya” ke luar penjara. Kedua novel itu, ditulis Pram di dalam bui.
Tatkala Pramoedya bisa menuliskan “Bumi Manusia”, “Anak Semua Bangsa”, “Jejak Langkah”, dan “Rumah Kaca”, saat dibuang rezim Soeharto ke Pulau Buru, ia melakukan hal yang sama untuk menyelamatkan naskah-naskahnya, sehingga Pram menuliskan penegasan tersebut.
Pramoedya adalah sastrawan ulung Indonesia yang unik. Sebab, ia melahirkan banyak karya-karya besar dengan cara tak sederhana, yakni ketika berada di bawah tekanan, bahkan penganiayaan penguasa.
Setidaknya, itulah pengakuan sang adik, Soesilo Toer, kepada Suara.com, ketika ditemui di rumah masa kecil Pramoedya, Jalan Pramoedya Ananta Toer, Blora, Jawa Tengah, Jumat (1/5/2018).
Sebelum Ada Bumi Manusia
Baca Juga: Juli, Jembatan Musi IV Palembang Mulai Terhubung Hilir ke Hulu
“Pram muda itu sangat dibenci bapaknya karena dianggap sangat bodoh. Dia lahir prematur, makanya fisiknya lemah. Karena lemah, dia dekat dengan ibu. Saat ibu belajar masak, dia ikut. Menjahit, dia ikut. Berkebun ikut. Sampai ke kamar mandi juga ikut. Karenanya, Pram sangat menghargai perempuan dalam karya-karyanya,” tutur Soesilo memulai pembicaraan tentang sosok sang kakak.
Pramoedya mulai giat menulis sejak umur 15 tahun. Berkat kepiawaiannya itu, Pram muda menjadi pesohor sastra dan bisa menghidupi diri serta adik-adiknya.
Tulisan-tulisan Pramoedya terbilang realis, terutama mampu merekam kehidupan rakyat sekaligus mengkritik penguasa.
Hal itulah yang membuat banyak orang pada era Presiden Soekarno, bahkan pada era Orde Baru, menilai Pramoedya adalah kader Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Tapi sebenarnya, Pram itu bukan kader PKI. Juga bukan kader Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Bahkan, Pram sering bersitegang dengan elite-elite PKI,” tuturnya.
Soesilo masih mengingat masa ketika Kongres Bahasa diadakan di Solo. Ia lupa tahunnya. Tapi, ia masih jelas mengingat Pramoedya ketika itu diundang menjadi salah satu tokoh pemberi pidato.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Pengamat Ungkap Kontras Jokowi dan Prabowo, Dulu 60% Kepuasan Publik Tenang, Kini 90% Sepertiga 98
-
Waspada! BPOM Rilis 23 Kosmetik Berbahaya, Cek Daftarmu Sebelum Terlambat
-
Viral Mau Cari Lelaki Pintar, Tinggi, dan Tampan: Ini Fakta Sebenarnya Isi Pidato Megawati
-
Geger Ijazah Gibran: Roy Suryo ke Australia, Klaim Kantongi Bukti Langsung dari Petinggi UTS
-
Drama Gugat Kejagung Berakhir, Aset Berharga Sandra Dewi Hasil Korupsi Harvey Moeis Segera Dilelang
-
Langkah Cerdas Hemat Biaya Bulanan: Manfaatkan Gratis Biaya Admin
-
Polisi Bunuh Polisi, Kubu Kompol Yogi Bantah Piting Leher Nurhadi: Dakwaan Hasil Imajinasi Jaksa
-
Prabowo Perintahkan TNI Tambah Batalion Kesehatan, Tujuannya Apa?
-
13 Kali Gelar Job Fair, Pramono Sebut 150 Disabilitas Telah Diterima Bekerja
-
Prabowo Kirim A400M untuk Gaza: Siap Airdrop Bantuan dan Evakuasi Medis!