Dalam pemilihan judul buku, ia sempat menjelaskan bahwa awalnya bukan “Kau Berhasil jadi Peluru” yang dipilihnya.
Bahkan, ia sendiri tak mau menggunakan judul itu. Alasannya, ia selalu terbayang Wiji Thukul ketika teks itu muncul dalam sebuah judul buku.
Sebab, untuk diketahui, kumpulan puisi sang ayah dulu pernah dibukukan dengan judul “Aku Ingin Jadi Peluru”.
Ia berharap judul bukunya yang dipakai adalah “ Bekas Luka Berkabar”. Namun, apa boleh buat, tim telah menilai judul tersebut adalah satu hal yang positif untuk menceritakan seluruh puisi bikinannya.
“Sebenarnya, aku ingin menghindari bayang-bayang bapak. Aku baca judulnya aku bisa baper,” tuturnya.
Ia berharap, bukunya dapat membuat orang mengerti apa yang dihadapinya sekaligus dapat memberikan semangat agar terus menulis walaupun tidak bisa menulis.
“Nek sing paling klise, bersyukurlah jika hidupku tak seperti hidupku, sak nganyel-ngayelke ibu, itu berdasarkan cinta padamu. Menulislah nek belum bisa nulis, baca terus sampai bisa nulis. Ayo nulis ben ora edan,” pungkas Fitri yang sekaligus memberikan motivasi pada dirinya sendiri.
Gunawan Maryanto, Aktor pemeran Wiji Thukul dalam film “Istirahatlah Kata-Kata” yang turut hadir dalam peluncuran buku Fitri memgakui, cukup senang.
“Puisinya menampakkan nuasan si bapak, ibu (Sipon), adiknya, dan Fitri sendiri,” terangnya.
Baca Juga: Kakek Perkosa Cucu di Aceh Terancam Dicambuk 200 Kali
Gunawan juga memberikan tanggapan atas judul-judul puisi Fitri yang tidak hanya mengarah pada nama sang penyair Wiji Thukul. Menurutnya muatan di dalamnya mempunyai tafsir lain.
“Kita bisa meihat itu, kita bisa mengkaitkannya, tapi tak mesti juga, jangan terjebak biografinya. Bapak, ibu, adik menjadi titik pijak dari puisi Wani,” kata Gunawan yang juga ditunjuk untuk memberikan pengantar dalam buku “Kau Berhasil Jadi Peluru,” [Somad]
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Pemprov Sumut Beri SPP Gratis, Internet Gratis, Pelatihan Tenaga Pengajar
-
Daftar 17 Hari Libur Nasional 2026 Resmi Berdasarkan SKB 3 Menteri
-
Pendidikan Ketua PBNU Gus Fahrur, Sebut Food Tray MBG Mengandung Babi Boleh Dipakai setelah Dicuci
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"