Suara.com - Tak semua tinta penanda telah mencoblos berwarna ungu. TPS di Kampung Bendakerep, dan TPS 26 di Kampung Lebakngok Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, misalnya menggunakan sari kunyit sebagai pengganti tinta.
Hasbullah, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 25 mengatakan ini sebagai salah satu bentuk kompromi agar warga tetap mau berpartisipasi dalam pemilihan.
Ia menerangkan, sebelumnya, warga kampung tersebut enggan mengikuti pemilihan umum sebab khawatir tinta yang digunakan dapat menutup pori-pori sehingga wudhu menjadi tidak sah.
"Jadi kami menggantinya dengan sari kunyit, sebab lebih aman dan telah menjadi tradisi di dua kampung tradisional religius tersebut," kata Hasbullah, Rabu (27/6/2018).
Ketua KPU Kota Cirebon Emirzal Hamdani mengakui, penggunaan sari kunyit di kampung tradisional Cirebon tetap sah. KPU di tingkat provinsi dan pusat sudah mengetahui dan melegalkan penggunaan sari kunyit.
"Peraturan KPU maupun undang-undang tidak mengharuskan tinta, hanya menyebutkan harus ada penandaan setelah menyoblos," ujar dia saat melakukan monitoring TPS 25 dan 26.
Dia mengakui, kedua TPS tersebut merupakan TPS terjauh dari pusat Kota Cirebon. Dia menyebutkan, Pilkada Serentak 2018 merupakan pemilihan keempat yang diikuti warga Kampung Benda Kerep dan Lebakngok Kota Cirebon.
Yakni pada Pilpres tahun 2009, Pilkada Kota Cirebon tahun 2013, dan Pilpres tahun 2014. Yang terbaru yakni pada Pilkada Serentak 2018.
Sari kunyit yang digunakan tetap disediakan oleh KPU Kota Cirebon. Ia menambahkan, KPU Kota Cirebon membuat berita acara terkait penggunaan sari kunyit senagai pengganti tinta di dua TPS tersebut.
Baca Juga: Di TPS Khofifah Mencoblos, Ada 152 DPT Memilih Golput
Berita ini kali pertama diterbitkan Times of Indonesia dengan judul ”Di Kampung Religius, Tinta Penanda Pemilih Pakai Sari Kunyit”
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Kompak Berkemeja Putih, Begini Penampakan 23 Terdakwa Demo Agustus di Ruang Sidang
-
Deretan Fakta AKBP Basuki, Benarkah Ada Hubungan Spesial di Balik Kematian Dosen Untag?
-
KPK Periksa Tiga Kepala Distrik Terkait Korupsi Dana Operasional di Papua
-
Semeru 'Batuk' Keras, Detik-detik Basarnas Kawal 187 Pendaki Turun dari Zona Bahaya
-
Geger Kematian Dosen Cantik Untag: AKBP Basuki Dikurung Propam, Diduga Tinggal Serumah Tanpa Status
-
Pohon 'Raksasa' Tumbang di Sisingamangaraja Ganggu Operasional, MRT Jakarta: Mohon Tetap Tenang
-
262 Hektare Hutan Rusak, Panglima TNI hingga Menhan 'Geruduk' Sarang Tambang Ilegal di Babel
-
Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Eks Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi Dicekal, Tak Bisa ke Luar Negeri
-
7 Fakta Kematian Dosen Untag di Kos: AKBP B Diamankan, Kejanggalan Mulai Terungkap
-
KemenPPPA Dukung Arahan Prabowo Setop Kerahkan Siswa Sambut Pejabat