News / Nasional
Jum'at, 27 Juli 2018 | 09:00 WIB
Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2018. (Dok: Kemenpar)

Unsur 3A-nya pun sangat oke. Atraksi, amenitas dan aksesibilitas di Banyuwangi semakin kuat. Atraksinya sudah menembus 72 acara per tahun, yang 50 di antaranya adalah global event.

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2018. (Dok: Kemenpar)

Aksesnya juga tak perlu diragukan. Sudah ada enam flight langsung dari Jakarta ke Banyuwangi. Amenitasnya paten. Homestay, losmen, guest house sampai hotel bintang bertebaran di Banyuwangi.

“Kabupaten Banyuwangi punya komitmen kuat untuk membangun pariwisata. BEC 2018 digelar untuk menguatkan unsur atraksinya,” kata Bram.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, yang merupakan Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus, menyatakan, BEC 2017 merupakan salah satu kekayaan parade karnaval di Indonesia. BEC diyakini bisa menjadi jembatan antara kesenian tradisional dengan modern. Kreasinya juga bisa lebih diterima di panggung internasional.

"Kreasi kostum karnaval Indonesia bagus-bagus. Ada Jember Carnaval, Banyuwangi Ethno Carnaval, Malang Carnival, Batik Solo Carnaval, nama-namanya sudah mendunia," ujarnya.

 Panitia mencatat kepesertaannya tidak hanya lokal saja. Wisman juga akan turut serta mengikuti parade busana ini.

"Ini sangat keren. Banyuwangi justru membawa tema lokal untuk diperkenalkan ke level global. Jadi silakan ke Banyuwangi," kata Arief lagi.

Efek dominonya pun bisa panjang. Selain mengangkat pariwisata, BEC bisa membantu mengembangkan potensi kreativitas anak muda dalam membangun daerah.

“Ini merupakan wadah anak anak muda Banyuwangi yang penuh dengan ide dan kreativitas. Di BEC, anak muda tidak hanya menampilkan desain pakaian yang kreatif, namun juga sebagai penyampai pesan budaya dan sejarah. Dari Banyuwangi untuk dunia," pungkas pria, yang  berasal dari Banyuwangi ini.

Load More