Suara.com - Sorotan dari sejumlah kalangan mengiringi penanganan Kali Sentiong atau biasa disebut Kali Item. Mulai dari Pemprov DKI Jakarta, pemerintah pusat hingga Keluarga Besar Alumni UGM DKI Jakarta (Kagama) berupaya agar kali tersebut menjadi bersih dan normal.
Sejumlah upaya pun dilakukan, mulai dari pemasangan kain waring, aerator, nano nubble, blower, surface aerator, rekayasa aliran air, penyemprotan cairan penghilang bau, penyemprotan cairan mikroba hingga menabur bubuk penghilang bau.
Peneliti Bidang Sosial The Indonesian Institute, Umi Lutfiah mengatakan, jika dilihat, berbagai upaya yang telah dilakukan merupakan penanggulangan dari sektor hulu. Padahal, yang harus dipikirkan adalah bagaimana menanggulangi masalah Kali Item mulai dari sisi hilir atau pencegahan.
Upaya pencegahan hulu akan membutuhkan biaya yang tidak murah. Nano nubble memang bisa digunakan namun sangat tergantung dari seberapa besar tingkat pencemarannya. Sedangkan biaya nano nubble jelas tidak murah.
Satu upaya yang jelas sangat tidak relevan untuk dilakukan adalah pemasangan kain waring. Pemasangan ini hanya akan menambah bengkaknya biaya operasional. Tingkat keefektifan kain waring patut dipertanyakan, terbukti setelah pemasangan kain waring bau di Kali Item tidak kunjung reda.
Upaya lain yang dilakukan sebenarnya bisa cukup membantu, seperti penggelontoran aliran air dan penyebaran cairan mikroba hingga serbuk DeoGone yang dilakukan oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Namun, ada dua hal yang patut untuk diperhatikan dalam penanganan Kali Item ini.
Pertama, penguatan koordinasi antar pihak yang peduli terhadap Kali Item. Koordinasi sangat diperlukan agar upaya yang dilakukan lebih masif dan terstruktur sehingga tingkat keberhasilannya akan lebih tinggi. Koordinasi penting juga dilakukan untuk menghindari saling klaim jika bau Kali Item sudah dapat diatasi.
Kedua, fokus penanganan pada sektor hilir atau pencegahan. Data dari BPPT menyebutkan, 75 persen pencemaran air sungai di DKI Jakarta disebabkan oleh limbah domestik. Limbah domestik ini justru limbah yang berasal dari rumah tangga, perkantoran, toko, pasar, mal, hotel, dan sekolah-sekolah baik grey water (air bekas) ataupun black water (air kotor/tinja).
"Fakta tersebut harusnya kembali menyadarkan pemerintah untuk berupaya mengendalikan air limbah domestik ini," ujar Umi melalui keterangan tertulisnya yang diterima Suara.com, Selasa (31/7/2018).
Baca Juga: Kasus Suap Gubernur Aceh, KPK Periksa Staf Aceh Marathon
Cara jangka panjang yang dapat dilakukan adalah dengan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Umumnya satu IPAL bisa menampung 150 kepala keluarga dengan biaya Rp 100 juta. Belum lagi biaya pengalihan lahan yang tidak sedikit, karena satu IPAL membutuhkan lahan 500 meter persegi. Alasan mahalnya biaya pembuatan IPAL dapat disiasati dengan memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan yang menaruh perhatian kepada isu sanitasi.
Dengan memanfaatkan peran swasta dalam penanganan masalah ini, diharapkan beban penanggulangan masalah Kali Item tidak hanya ada di tangan pemerintah saja. Terlebih, jangan sampai penanganan pencemaran Kali Item hanya dilakukan ketika momen Asian Games memanas, dan akan berhenti ketika momen perhelatan Interasional ini usai.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025