Suara.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mengirimkan Tim tanggap darurat ke wilayah-wilayah di Lombok. Pengiriman itu pasca gempa bumi 6,4 Skala Richter mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (29/7/2018) lalu.
Kepala Sub Bidang Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian ESDM, Arifin Joko Pradipto mengatakan, setidaknya ada empat personil yang sudah berada di Lombok sejak 30 Juli 2018 kemarin.
"Tim Tanggap Darurat (TTD) ini bertugas untuk melakukan koordisnasi dengan instansi terkait terkait dengan penanggulanan bencana," ujar Arifin di Gedung Badan Geologi, Jalan Dipenogoro, Bandung, Selasa (31/7/2018)
Menurut Arifin, keempat orang TTD tersebut juga melakukan pemeriksaan dampak gempa bumi dan kondisi geologi setempat. Kemudian melakukan pengukuran mikroremor untuk untuk mengetahui karakteristik tanas setempat, dan identifikasi sumber dari gempa bumi.
"Nantinya tim tersebut memberikan rekomendasi teknis terkait mitigasi gempa bumi kepada Gubernur NTB, Bupati Lombok Timur, Bupati Lombok Utara terkait kejadian gempa bumi kemarin," katanya.
Tak hanya itu, lanjut Arifin, dari hasil yang di dapatkan di lapangan, kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh sesar/patahan aktif jenis sesar naik pada zona sesar busy Flores (Flores Back Arc).
"Kejadian gempa bumi tersebut diikuti serangkaian gempa bumi susulan," kata dia.
Arifin melanjutkan, daerah Lombok Timur dan Lombok Utara merupakan daerah yang dekat dengan lokasi gempa bumi, karena daerah tersebut merupakan dataran hingga pembukitan terjal. Akan tetepi, intensitas gempa bumi maksimum terjadi di arah Lombok Timur pada Skala VII MMI.
Meski rawan terjadi gempa bumi susulan, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tidak terpancing oleh isu yang menyesatkan tentang gempa bumi.
Baca Juga: Ada 346 Kali Gempa Susulan di Lombok, Ini Penjelasan BNPB
"Masyarakat agar tetap waspada dengan gempa bumi susulan, yang energinya lebih kecil dari kejadian gempa bumi utama," tuturnya. (Rachman)
Kontributor : Rizki Aulia Rachman
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?